Keos dan masalah internal terjadi, seperti; Perang Paregreg pada 1405-1406, terjadinya pertentangan keluarga kerajaan yang membuat Majapahit mengalami masa kekosongan pemimpin pada tahun 1466-1500 Masehi. Semua itu diakibatkan, politik negara yang kurang kuat, dan pada akhirnya mengakibatkan kerajaan Majapahit mengalami kemunduran.
Politik yang tidak stabil, akan merembet ke sektor lainnya. Ekonomi negara yang akan terguncang atau terkena imbas paling dulu dari kisruh politik negara. Seorang raja atau prabu yang acuh terhadap urusan negara dan memilih untuk memperkaya diri sendiri, akan menciptakan jurang sosial antara istana dengan rakyatnya.Â
Ditambah lagi kepercayaan istana (Hindu) yang menganut sistem kasta, menambah lebarnya jurang pemisah ini. Tingkat kemakmuran suatu negara bisa diukur dari institusi ekonomi yang ada berikut dengan tata hukum atau perundangan yang memengaruhi mekanisme ekonomi dan intensif yang tersedia bagi segenap rakyat. Namun jika politik negara sedang kacau, hingga terjadi perang, mekanisme ekonomi yang sudah ada semuanya akan macet (Acemoglu & Robinson, 2017).
Semua ini akan menciptakan masalah dalam negara, seperti yang sudah disebutkan point 1-4 sebelumnya. Para oligarki istana yang berebut kekuasaan akan semakin kaya, sementara rakyat jelata dan pedagang kecil harus merugi karena lapak dagang dan bertani mereka hancur karena perang yang terus bergejolak tiada henti. Hal ini terbukti bisa mendatangkan petaka besar untuk negara, seperti yang terjadi pada masa Prabu Sang Ratu Dewata yang terkenal sebagai raja paling hedon di Kerajaan Pajajaran.
Kondisi yang sekarat karena keos politik istana dan gaya hidup para bangsawan yang hedon, diperparah lagi dari serangan kerajaan baru yang lahir dari keos yang ada.Â
Katakanlah kerajaan baru itu adalah Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak, yang berhasil mengambil alih peradaban di tanah Jawa. Serangan kedua negara baru itu, membuat ekonomi kedua negara digdaya (Pajajaran dan Majapahit) menjadi lumpuh, karena pelabuhan-pelabuhan penting mereka sudah dikuasai oleh Cirebon dan Demak.
Kelima faktor yang dikemukakan oleh Jared Diamond, sangat berpengaruh dalam keruntuhan sebuah bangsa. Rupanya Majapahit dan Pajajaran yang sedang sekarat, memiliki kelima aspek tersebut, sehingga pada saat Kerajaan Demak dan Cirebon menyerang, kedua kerajaan besar di Jawa tersebut akhirnya runtuh.
SUMBER:
- Acemoglu, D., & Robinson, J. A. (2017). Mengapa Negara Gagal (D. Adhivijaya, Ed.). PT. Alex Media Komputindo.
- Andrisijanti, I. (2014). MAJAPAHIT (Batas Kota dan Jejak Kejayaan di Luar Kota). Kepel Press.
- Nambo, A. B., & Pahuluhulawa, M. R. (2005). MEMAHAMI TENTANG BEBERAPA KONSEP POLITIK (Suatu Telaah dari Sistem Politik). Mimbar, 21(2), 262--285.
- Safitri, S. (2015). TELAAH GEOMORFOLOGI KERAJAAN MAJAPAHIT. Jurnal Criksetra, 4(7).
- Sanjoyo, M. P. (2019). CANGGU: PELABUHAN SUNGAI MASA MAJAPAHIT ABAD XIV-XVI.
- Sen, T. T. (2010). Cheng Ho Penyebaran Islam dari China ke Nusantara. PT. Kompas Media Nusantara.
- Setialaksana, N., Saputra, K. A., & Gustaman, R. F. (2019). Pendidikan Pancasila. Media Priangan Abadi Publishing House.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI