Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Adu Baca di Pameran Senjata

3 Oktober 2024   06:03 Diperbarui: 6 Oktober 2024   14:31 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen: Sumber gambar Pixabay.com/TheDigitalArtist

Pengunjung masih sibuk menikmati kopi yang disuguhkan. Mata mereka sesekali melihat pertunjukan yang sedang ditampilkan.

Tak berselang lama, keran dari wadah kopi pun diputar. Uap kopi mengalir melalui pipa kecil. Tangan si wanita sesekali meremas balon di area pipa. Uap terdorong masuk ke dalam tabung transparan. Dalam hitungan menit, semua hamster itu pun lemas dan kemudian mati.

Semua kaget dan panik. Sebagian pengunjung menjatuhkan gelas yang sedang mereka pegang. Sebagian lagi berusaha memuntahkan isi perutnya.

"Tenang saja Bapak dan Ibu semua, air kopinya tidak berbahaya," tutur si wanita.

Panik pengunjung sementara reda dan mereka menarik napas dengan lega.

"Harga senjata kimia kami ada dalam barcode di gelas yang kalian sedang pegang. Setiap pembelian 1 unit kami sediakan penawar uap beracun," lanjut wanita itu.

Semua kembali panik dan tampak resah. Mereka seperti ditipu oleh wanita itu.

"Ini namanya penipuan. Kenapa kalian tidak mengatakan bahwa kopi itu beracun?" protes Rakushi.

Tiba-tiba dari balik stan, keluar seorang lelaki berbadan besar dengan kaos militernya.

"Tidak ada yang menipu kalian. Kami menawarkan gratis kopi untuk diminum bukan menyediakan aroma untuk dihirup," ungkap pria militer itu.

"Itu sama saja dengan menipu. Harusnya kami diberitahukan kalau uapnya berbahaya," timpal salah satu pengunjung yang matanya sudah mulai membengkak karena reaksi kimia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun