Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Mata Anakku Bukan untuk Status KKNmu: Dendam Sang Kukang

18 Mei 2024   11:08 Diperbarui: 18 Mei 2024   11:09 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Paduan Pixabay.com dan Canva.com

"Apa? Hiking? Kita kan berangkat KKN, Sil?" tanya Wina semakin dibuat bingung.

"Gimana sih, Win. KKN kita kan masih bulan depan," balas Silvi.

Wina merasa jadi gila. Dalam keadaan masih dipeluk, mata Wina berkaca-kaca membayangkan siapakah Silvi yang ikut bersama mereka saat KKN. Dia pasrah tak bisa membuktikan bahwa dirinya tak bersalah. Semua teman-temannya juga sudah berpulang. Tinggallah dia yang sekarang dilumuri rasa ketakutan.

Kedua polisi bertanya bersamaan pada Wina, "Anda bicara sama siapa?"

Mereka saling berpandangan dan meyakinkan Wina bahwa tidak ada siapa-siapa lagi di ruangan itu.

Sambil meneteskan air mata, Wina pasrah pada Silvi yang masih memeluknya erat. Silvi mendekatkan bibirnya ke telinga Wina.

"Kembalikan mata anakku," bisiknya dengan suara seperti monster.

Tampak dari cermin yang digantung di samping kiri tempat tidur, Wina melihat seekor kukang dewasa sedang memeluknya erat dengan lengan yang bercakar panjang dan tajam. Kukunya mengelus alis mata Wina yang indah. Pelukan itu tak dilepaskan walaupun Wina sudah berusaha. Dia pasrah. 

Tampak juga seekor bayi kukang menyeringai dengan taring yang tajam. Bola matanya berwarna putih. Ya, bayi kukang itu sudah buta. Dia bergantung di bahu induknya. 

Wina sangat menyesali apa yang dia telah perbuat. Itu semua demi mengharapkan emoticon jempol dari orang-orang yang melihat statusnya. Sekarang dia sudah merasa seperti orang gila dan mungkin sudah gila.

Di depan pintu, kedua polisi hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah aneh wanita itu. Mereka tak ingin berlama-lama disana. Wina pun ditinggal sendirian di kamar rumah sakit itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun