Mohon tunggu...
Irfan Hamonangan Tarihoran
Irfan Hamonangan Tarihoran Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Menulis karya fiksi dan mengkaji fenomena bahasa memunculkan kenikmatan tersendiri apalagi jika tulisan itu mampu berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Mata Anakku Bukan untuk Status KKNmu: Dendam Sang Kukang

18 Mei 2024   11:08 Diperbarui: 18 Mei 2024   11:09 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Paduan Pixabay.com dan Canva.com

"Kumpul, ayo kumpul semuanya!"

Suara keras seorang wanita menggelegar di sunyi malam. Dengan bertolak pinggang, sosok berjaket parasut hitam itu memanggil semua mahasiswa yang masih terlelap di dalam rumah panggung.

Semua sudah paham kalau Wina berteriak berarti ada yang tidak beres. Saat menuruni anak tangga, Rino masih menguap dan mengucek matanya. Celsi menyusul dengan rambut acak dengan menutup bagian tubuhnya dengan selimut menuju halaman rumah.

Dua teman mereka yang lain, Ratno dan Silvi, masih dalam kondisi sakit dan berada di dalam rumah panggung.

"Dengar semuanya," ujar Wina si ketua kelompok.

"Kenapa gak besok pagi sih, Win? Orang-orang masih pada ngantuk, neh?" celetuk Celsi.

"Dengerin semua! Kita harus berkemas malam ini juga," lanjutnya.

"Hah!?"

Rino dan Celsi terperangah, rasa kantuk pun hilang sekejap.

"Warga minta kita keluar dari desa besok pagi. Mereka tidak suka kita tinggal di desa ini lagi,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun