"Iya Aya Papa pulang, udah jangan nangis. Kan Aya anak kuat. Masak cengeng".
"Aya gak cengeng, ini Aya senyum. Tapi bener lho Pa, Papa pulang." Kata Raya sambil meghapus air matanya.
"Iya Aya Papa pulang. Sekarang handphonenya kasih ke bapak-bapak tadi.'
"Iya Pa. Assalamualaikum".
"Waalaikum salam". Setelah Raya sudah mendengar Papa menjawab salamnya. Raya lalu mengembalikan handphonenya ke warga tadi, dalam keadaan masih menyambung.
"Pak,saya boleh minta tolong sekali lagi". Pinta Papa.
"Boleh kok pak, minta tolong apa ya?".
"Nanti, bapak pergi kalau kalau dokter sudah keluar. Biar anak saya nungguin Mamanya aja. Soal istri saya biar nanti saya sendiri yang urus. Terima kasih banyak ya pak sudah membantu saya". Kata Papa
"Iya pak, sama-sama. Assalamualaikum".
"Waalaikum salam". Papa mengakhiri sambungan.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya dokter keluar dari ruangan itu. Ketika Raya melihat pintu terbuka. Raya lalu bergegas masuk ke ruangan menemui Mama dan langsung memeluknya. Mama membalas pelukan Raya dan mengusap lembut puncak kepalanya. Selesai menangis di pelukan Mama, Raya duduk di kursi dekat Mama. Tiba-tiba mata Raya terasa berat. Raya lalu menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan. Â Lama-kelamaan mata raya terpejam.