Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Asmaranya Membuncit

3 Agustus 2024   12:48 Diperbarui: 3 Agustus 2024   13:31 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar oleh: Q. Hng Phm dari pexel.com

Berbulan-bulan berlalu, asmaranya membuncit rindunya menggebu, Kartoyo kehilangan arah. Padahal mimpinya sudah dapat diraih, dia diterima di universitas impiannya.

Kartoyo rindu bersitegang dengan pagar sekolah karatan yang menyimpan jutaan kisah, dia juga rindu dengan jam dinding tua kusam yang selalu berkata jujur tentang waktu ketika bersamanya dan yang paling dirindukannya, Yuna.

Entah mengapa wajah serupa bidadari itu tidak dapat hilang dari pelupuk matanya, terukir abadi dalam ingatannya.

Setiap senyuman yang menghiasi bibirnya, setiap tatapan matanya yang lembut, selalu hadir menghiasi setiap mimpinya, menari-nari di balik kelopak mata yang terpejam.

Dia adalah bintang yang selalu bersinar terang di langit malam hati Kartoyo, memberikan cahaya di tengah kegelapan, dan menuntun langkah-langkahnya menuju harapan yang tidak pernah pudar. Rindu yang mendalam itu menyelinap dalam setiap hembusan napasnya, mengikat hati dan pikirannya dengan tali-tali kasih yang tak terlihat namun begitu kuat.

Perasaan yang sangat menyakitkan, dia ingin melepas semua perasaan itu.

"Pergi..." teriak Kartoyo.

Dia terbangun lalu teman-teman sekelasnya tertawa terbahak-bahak mendengar Kartoyo berteriak. Dia tertidur pulas pada saat pelajaran Fisika.

-Tamat-

Iqbal Muchtar  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun