“Kenapa? Bukankah kamu ingin menjadi chef terkenal di Prancis,” tanyaku.
“Ayah ingin aku meneruskan usahanya, restoran masakan padang di Jakarta dan Surabaya,”
Aku tidak mau kehilangannya lagi. Aku memohon kepadanya untuk memberiku kesempatan kedua. Aku mengatakan bahwa aku bersedia untuk pergi ke Padang bersamanya, belajar masakan Padang dari keluarganya. Aku mengatakan bahwa aku ingin berbagi hidupku dengannya, serta membuatnya bahagia.
Hayati terdiam sejenak, lalu tersenyum lembut. Dia menyeka air mata yang telah membasahi pipinya. “Hardi, aku masih mencintaimu, aku ingin kamu kembali bersamaku,” pintanya ditengah deraian air mata, “Aku akan memberikan kamu kesempatan kedua, tetapi kamu harus berjanji … tidak akan menyakitiku lagi.”
“Aku janji Hayati, aku janji.” Aku merasa senang, ada perasaan lega mengalir di dadaku. Aku berjanji kepadanya dengan sungguh-sungguh. Aku memeluknya erat, dan menciumnya dengan penuh cinta.
Kami berdua saling tersenyum, saling bertatapan merasa bahagia.
-Tamat-
Iqbal Muchtar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H