Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Restoran Masakan Padang, Minang Sepakat

18 Oktober 2023   08:08 Diperbarui: 18 Oktober 2023   08:30 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh Rafli dari pexel.com

“Hardi…” teriak Bambang di depan kamar kosku.

“Hardi…” panggilnya sambil mengetuk pintu kamarku kasar.

“Apaan sih, berisik tau,” bentakku di bibir pintu kamar karena ulahnya.

“Hei.. lihat ini, lihat.” Ia menunjukan sebuah poster.

“Ah… apaan sih, bangunin gue cuma buat hal yang gak penting,” ucapku semakin marah, sambil mendorongnya keluar. Aku ingin kembali menutup pintu kamar dan melanjutkan tidurku. “Lu tahu kan ini jam berapa?”

“Liat,” bentaknya, “Baca.” Ia menyodorkan poster itu kedepan wajahku.

“Beasiswa untuk calon mahasiswa di dunia kuliner,” ucapku perlahan membaca isi poster itu.

“Ambil kesempatan ini, Hardi.” Bambang menghempaskan brosur itu ke arah perutku, aku segera meraihnya.

“Terima kasih, Bang,” teriakku, karena ia segera berlalu setelah melepas brosur itu.

Aku mendapatkan kesempatan emas untuk mewujudkan mimpiku. Aku berhasil meraih beasiswa untuk belajar memasak di salah satu universitas kuliner terkenal di Prancis, Le Cordon Bleu. Aku sangat senang sekali, tetapi aku juga takut dengan reaksi keluargaku.

Setelah berminggu-minggu berfikir. Akhirnya aku memberanikan diri untuk memberitahu orang tuaku tentang beasiswa yang aku peroleh. Aku berharap mereka bisa mengerti. Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Mereka marah besar. Mereka mengatakan bahwa aku telah membuang-buang waktu dan uang mereka selama ini. Mereka mengatakan bahwa aku tidak bersyukur dengan karunia yang telah diberikan Tuhan kepadaku. Mereka mengatakan bahwa aku harus membatalkan beasiswa itu dan kembali ke fakultas kedokteran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun