Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Terjebak dalam Kisah Itu

5 Oktober 2023   10:27 Diperbarui: 5 Oktober 2023   11:19 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh Andrea dari pexel.com

"Hah? Di mana ini? Apa yang terjadi?" Aku terkejut ketika aku terbangun di sebuah tempat yang asing.

Aku melihat sebuah tulisan Selamat Datang di Negeri Shenqi. "Negeri Shenqi? Apa maksudnya? Ini cerita dalam novelku kan?" kataku meracau.

"Halo, siapa kamu? Kamu terlihat bingung." Seorang wanita menyapaku, ia sangat cantik, namun pakaiannya aneh, pakaiannya seperti kulit kayu, ia tidak menggunakan alas kaki dan ia mempunyai sayap.

Aku merasa takut, aku bersembunyi di balik batu besar di belakangku.

"Tidak perlu takut." katanya tersenyum.

"Kamu siapa?" tanyaku.

"Aku penghuni negeri ini, tenang saja, kamu tidak perlu takut." Ucapnya dengan nada yang menenangkan, "Namamu siapa?"  

"Aku Radit ... Aku seorang penulis novel. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa berada di sini." sahutku dari balik batu besar itu.

"Oh, kamu penulis novel? Wah, itu menarik. Aku suka membaca novel." balas wanita itu.

"Benarkah?" kataku, aku merasa ragu, bagaimana mungkin di tempat seperti hutan ini ada novel, "Apa novel favoritmu?" teriakku hanya sekedar ingin tahu.

"Novel favoritku adalah Petualangan di Negeri Shenqi. Kamu tahu novel itu?" ucap wanita aneh itu.

"Tentu saja aku tahu." kataku merasa semakin bingung, "Itu adalah novel yang sedang aku tulis." Seketika aku sadar, "Tunggu ... kamu itu peri pohon?" tanyaku.

Wanita itu terkejut, "Apa? Kamu yang menulis novel itu?" Ia menatapku, "Kamu yang menciptakan aku di dalam Negeri Shenqi ini?" Ia masih menatapku.

"Iya, kenapa? Ada yang salah?" tanyaku, aku keluar dari tempat persembunyianku, kalau memang benar wanita itu peri pohon, aku tidak takut, karena wanita peri yang baik.

"Tidak ... tidak ada." Ia masih menatapku, "Hanya saja, aku kagum sekali. Novel itu sangat bagus dan seru. Aku suka sekali dengan tokoh utamanya, Ardi." lanjutnya.

"Raka? Siapa dia?" tanyaku bingung, karena kalau memang ini adalah Negeri Shenqi, aku tidak pernah menulis nama itu di dalam novelku.

"Raka seorang pria tampan yang masuk ke Negeri Shenqi. Ia adalah pahlawan di novel itu." Kata wanita peri itu, terlihat dari aura matanya yang mengagumi sosok Raka di dalam cerita novel itu.

"Oh, begitu ... Tapi, aku tidak ingat ada tokoh bernama Raka di dalam novel yang aku tulis. Aku baru saja memulai novel itu. Aku masih buntu dengan ide ceritanya." kataku menggerutu.

Wanita peri itu terlihat bingung menatapku, "Aku tidak percaya padamu, bagaimana mungkin itu terjadi, kamu sudah menulis banyak hal tentang Raka dan Negeri Shenqi. Kamu bahkan sudah membuat raja Sletch berhasil menghancurkan negeri ini." teriak wanita itu kepadaku.

"Raja Sletch?" kataku sambil menatapnya dengan kebingungan, "Siapa dia?" lanjutku sambil menepuk dahiku, aku semakin bingung dengan situasiku saat ini.

"Dia adalah raja Negeri Shenqi. Dia orang yang sangat kejam dan tamak. Dia ingin menguasai semua makhluk negeri Shenqi juga sumber daya di negeri ini. Ia juga menculik Raka dari dunianya dan merampas ingatannya." Wanita peri itu menceritakan semuanya dengan detail.

Aku terkejut, "Apa?" kataku sambil tertawa, "Itu tidak mungkin! Bagaimana bisa aku menulis hal-hal seperti itu?"

"Aku tidak tahu ... Mungkin kamu lupa karena kamu terlalu lelah atau stres. Atau mungkin ada sesuatu yang lebih aneh dari semua kondisi itu." katanya.

"Apa maksudmu?" Aku benar-benar tidak mengerti dengan keadaanku saat ini.

"Mungkin kamu terjebak di dalam novelmu sendiri." ucap wanita peri itu.

"Hahaha!" Aku tertawa terpingkal-pingkal, "Itu lucu sekali ... Bagaimana bisa aku terjebak di dalam novelku sendiri?" lanjutku sambil tertawa.

"Aku tidak bercanda. Ini serius. Kamu harus percaya padaku." Wanita itu menatapku tajam, sepertinya ia marah, aku menghentikan tawaku.

"Baiklah, baiklah. Asumsikan saja bahwa kamu benar. Lalu, bagaimana cara keluar dari sini?" tanyaku berusaha untuk fokus dengan pembicaraan hampir tidak masuk akal ini.

"Cara keluar dari sini ..." Ia berfikir sejenak,  "Kamu harus menemukan Raka, kamu harus membantunya mengalahkan raja Sletch. Hanya Raka yang tahu rahasia Negeri Shenqi dan cara kembali ke dunia nyata." katanya serius.

"Oke, oke. Dan di mana aku bisa menemukan Raka ini?" tanyaku berusaha untuk mengikuti arahannya.

"Aku tidak tahu dengan pasti, Mungkin kamu bisa mengikuti jejak-jejak petualangan yang kamu tulis sendiri di novelmu. Mungkin kamu bisa menemukan petunjuk atau bantuan dari makhluk-makhluk yang ada di negeri ini." ucapnya yang berusaha membantuku.

"Hmm, baiklah. Aku akan mencobanya. Tapi, sebelum itu, aku punya satu pertanyaan lagi." tanyaku.

"Apa itu?" tanya wanita itu penasaran.

"Apa benar kamu adalah peri pohon yang aku ciptakan di dalam novel?" tanyaku penasaran, karena di dalam tulisanku itu, aku menggambarkan sosok wanita yang cantik juga ramah.

Wanita peri itu tersipu, "Mungkin iya, mungkin tidak. Siapa yang tahu?"

Aku tersenyum, "Baiklah, terima kasih ..." Aku menatapnya, "Kamu sangat ramah dan cantik." Aku terkesima melihatnya.

Wanita peri itu terlihat malu, "Sama-sama. Kamu juga sangat baik dan tampan." balasnya.

Aku berdehem, "Ehm, eh, kita harus segera berangkat. Siapa tahu raja Sletch itu sudah mengetahui keberadaan kita."

"Iya, iya, ayo kita pergi. Aku akan menemanimu mencari Ardi. Siapa tahu kita bisa menjadi teman baik atau lebih dari itu." ucap wanita peri itu penuh semangat.

Aku terkekeh, "Siapa tahu. Ayo, mari kita mulai petualangan kita di Negeri Shenqi." teriakku.

***

Aku dan Peri berjalan keluar dari hutan dan menuju ke sebuah kota yang ramai. Kota itu bernama Dankie ibu kota Negeri Shenqi, tempat Sletch berkuasa.

Aku mengamati sekelilingku "Wow, kota ini sangat besar dan indah. Tapi, kenapa semua orang terlihat takut dan sedih?"

"Mereka seperti ini karena raja Sletch. Ia memerintah dengan kejam. Ia memeras pajak yang tinggi dari rakyatnya. Ia juga melarang semua bentuk seni dan hiburan. Ia hanya mengizinkan hal-hal yang berkaitan dengan kekuasaan dan kekayaan." ucap wanita peri itu sambil berbisik.

Aku berkata lirih, "Aku tidak percaya aku bisa menulis hal-hal seperti itu. Aku tidak tahu apa yang ada di pikiranku saat itu." gumamku.

Wanita peri itu menepuk bahuku, "Jangan salahkan dirimu sendiri. Kamu tidak tahu apa yang kamu lakukan. Kamu tidak ingat siapa dirimu yang sebenarnya." Ia berusaha menghiburku saat ini.

Aku tersenyum padanya, "Terima kasih ... Kamu sangat baik padaku."

Pipi wanita peri itu memerah, "Sama-sama. Kamu juga baik padaku." Ia menatapku tajam, aku tidak tahu apa yang ada di pikirannya saat ia menatapku tajam.

***

Kami berdua melanjutkan perjalanan kami di kota Dankie. Mereka mencari-cari tanda-tanda keberadaan Raka di sana. Kami berharap bisa menemukan petunjuk atau bantuan dari novel yang aku buat.

Aku menghentikan langkahku, "Hei, lihat dia! ... Nayla kan, salah satu tokoh dari novelku?" ujarku ketika melihat seorang wanita. Aku ingat pernah menulis tentangnya.

Wanita peri itu menoleh ke arah yang aku tunjuk, "Di mana? ... Oh, itu! Ya, kamu benar! Itu adalah salah satu tokoh dari novelmu!" teriak wanita peri.

"Ayo, kita ke sana! Mungkin dia bisa membantu kita!" kataku bersemangat.

Kami berdua berlari menghampirinya. Tokoh itu adalah seorang wanita cantik yang mengenakan gaun merah mewah, ia seorang petarung yang handal. Ia sedang berdiri di depan sebuah toko perhiasan yang mewah.

Aku menyapa wanita itu, "Halo, maaf mengganggu. Bolehkah kami berbicara dengan Anda sebentar?"

Wanita bergaun merah itu menoleh ke arahku dengan tatapan sinis, "Siapa kamu? Apa yang kamu inginkan dariku?"

Aku tetap tersenyum dengan ramah, "Nama saya Radit, dan ini teman saya Peri. Kami ingin menanyakan sesuatu kepada Anda."

Wanita itu mengangkat alisnya, "Oh, begitu? Apa yang ingin kamu tanyakan kepadaku?"

Aku mengeluarkan sebuah buku dari tasku, "Apakah Anda mengenal buku ini?" tanyaku. Aku mendapatkan buku ini berkat bantuan wanita peri, ia memberitahuku cara untuk mendapatkannya.

Wanita itu melihat buku yang aku pegang dengan wajah heran, "Buku ini? Apa ini?"

"Ini adalah novel yang saya tulis. Novel ini bercerita tentang petualangan di Negeri Shenqi." Kataku.

Wanita itu tertawa terbahak-bahak, "Hahaha! Kamu bercanda kan? Kamu menulis novel tentang Negeri Shenqi? Apa kamu gila?" Ia melanjutkan tawanya.

Aku semakin bingung, "Tidak, saya tidak bercanda. Saya serius. Mengapa Anda tertawa?" tanyaku.

"Karena ucapan Anda sangat lucu dan bodoh. Siapa yang mau membaca novel tentang Negeri Shenqi? Negeri Shenqi itu nyata, bukan fiksi. Negeri Shenqi itu surga, bukan neraka." kata wanita itu.

Aku terkejut, "Apa? Bagaimana bisa Anda bilang begitu?" Aku marah mendengar wanita itu meremehkanku, "Negeri Shenqi itu bukan surga, tapi neraka. Negeri Shenqi itu penuh dengan kegelapan dan kekejaman. Negeri Shenqi itu dikuasai oleh raja Sletch yang ingin menghancurkan negeri ini." lanjutku geram.

Wanita itu terlihat marah, "Apa?" Bola matanya membesar,  "Beraninya Anda mengatakan hal-hal seperti itu? Anda tidak tahu apa-apa tentang Negeri Shenqi. Anda tidak tahu apa-apa tentang raja Sletch kami yang mulia. Kamu tidak tahu apa-apa tentang aku." teriaknya di depan wajahku.

Aku kaget, "Tentang Anda? Apa maksud Anda?" tanyaku.

Wanita itu membanggakan dirinya, "Aku adalah ratu Negeri Ajaib. Aku adalah istri dari raja Sletch yang mulia. Aku adalah wanita tercantik dan terkaya di dunia ini." katanya membanggakan dirinya.

Aku tercengang, "Apa? Anda adalah ratu Negeri Shenqi? Anda adalah istri dari raja Sletch?" tanyaku.

Wanita itu mengangguk bangga, "Ya, aku adalah ratu Negeri Shenqi. Aku adalah istri dari raja yang mulia. Dan kamu adalah orang yang sangat beruntung bisa berbicara dengan aku." katanya dengan nada sombong.

Aku menyadari sesuatu yang tidak beres, "Tunggu, tunggu, tunggu ... Anda sebagai ratu Negeri Shenqi? Anda adalah istri dari raja Sletch?" Aku menatapnya heran, "Anda itu adalah salah satu tokoh dari novel saya, Anda bukan orang jahat." kataku tegas.

Wanita itu terlihat bingung, "Apa? Anda ini ngomong apa? Anda mengoceh apa sih?" Ia meledekku

Aku mengambil buku novel itu lalu membukanya di halaman tertentu, "Lihat ini! ... Ini adalah bagian dari novel saya! Ini adalah bagian di mana Raka bertemu dengan Anda!

Wanita itu melihat halaman dari buku itu dengan ekspresi tak percaya, "Apa? Apa-apan ini? Ini adalah cerita tentang aku?" Ia marah, sangat marah.

"Ya, ini adalah cerita tentang Anda! Ini adalah cerita tentang bagaimana Anda mencoba menggoda Raka dan menjebaknya dalam perangkap cinta Anda! Ini adalah cerita tentang bagaimana Anda berkhianat kepada raja dan mencoba membunuhnya!" jelasku padanya, "Anda bukan istri raja, Anda prajurit yang tangguh di negeri ini." lanjutku.

"Anda berbohong! Ini semua fitnah! Ini semua omong kosong!" teriaknya.

"Tidak, ini semua benar! Ini semua fakta! Ini semua kenyataan!" bentakku.

Wanita itu menjerit, "Cukup! ... Anda benar-benar membuat saya marah! Anda harus dihukum atas penghinaan ini!"

"Hukum? Hukum apa?" tanyaku ketakutan.

Wanita itu mengeluarkan sebuah pisau dari balik gaunnya, "Hukum mati!" teriaknya.

"Ahhh!" pekikku.

Wanita peri menarikku menjauh dari wanita bergaun merah itu, "Ayo, kita lari! Dia gila!"

Wanita bergaun merah itu mengejar kami dengan pisau di tangannya, "Kembali ke sini! Kalian tidak akan lolos dari kemarahanku!"

"Aahh..." teriakku, sebilah pisau menancap di punggungku.

Seketika aku terbangun, aku berada disebelah layar laptop yang masih terbuka. Sebilah pisau belati berada di dalam genggamanku, aku merasa bingung, apakah ini mimpi atau nyata, kutatap kembali layar laptopku yang sudah penuh dengan kata-kata, dengan satu kata terakhir yang mengejutkanku "Selesai"

-Tamat-

Iqbal Muchtar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun