Ini adalah penyeimbangan antara otak kiri dengan otak kanan. Manusia yang terlalu mengandalkan intuisinya saja juga tidak sehat. Jadinya nanti bisa halusinasi, delusi, dan malah klenik / mistis. Sedangkan kalau terlalu menggunakan rasional, nanti manusia jadinya kaku, tidak bisa berpikir luas, cenderung stuck (mampet) hidupnya di tempat, dan malah mengunci manusia untuk berada dalam Survival Mode yang melelahkan.
ILMUWAN: MENGGUNAKAN INTUISI UNTUK MENEMUKAN TEORI SAINS
Sebenarnya ilmuwan-ilmuwan hebat dan legendaris di dunia ini adalah para indigo Mereka menemukan teori- teori sains baru, memecahkan masalah-masalah ilmiah, memahami fisika dan kimia alam semesta itu menggunakan kemampuan intuitif mereka.
Isaac Newton menemukan teori gravitasi ketika sedang rileks di bawah pohon apel. Ini adalah momen di mana intuisi mengalir. Albert Einstein adalah anggota tarikat kebatinan yang sudah terbiasa melakukan praktek- praktek kebatinan untuk menenangkan diri dan mengakses kecerdasan spiritual yang dalam. Itu adalah ranahnya kecerdasan intuitif. Dan kalau diperhatikan, sebenarnya mayoritas orang hebat dan legendaris itu adalah anggota dari tarikat kebatinan. Alias orang-orang kebatinan, alias orang-orang spiritual.
Orang hebat, Elit 1% dunia, ilmuwan dan seniman legendaris, pengusaha dan taipan besar, mereka semua adalah orang-orang yang mendalami spiritual dan memiliki kemampuan intuitif yang baik. Itulah kenapa sampai ada yang bilang, sesungguhnya anggota- anggota Freemason dan Illuminati itu sakti-sakti.
Memang benar mereka sakti-sakti, karena mereka lebih dulu memahami konsep ini. Sedangkan orang- orang yang 99% ini justru malah puas dan bangga hanya dengan kemampuan rasionalnya saja (bangga terkurung dalam IQ kita saja).
KESADARAN MURNI: PENYEIMBANG INTUISI DENGAN RASIONALITAS
Ilmuwan di zaman dulu, meskipun teori yang mereka temukan itu sangat saintifik, tapi tetap saja awal mula muncul dari pengetahuan intuitif mereka. Intuisi memberikan ide / pencerahan, pikiran rasional melakukan pengujian dan validasi. Sehingga dari sini bisa disusun teori yang benar-benar brilian. Inilah yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan tersebut.
Orang-orang Nusantara sangat mungkin untuk meniru kecerdasan yang sama. Apalagi manusia adalah gudangnya banyak sekali ilmu-ilmu spiritual yang bersifat mistik dan hakikat. Jika ilmu-ilmu ini dipelajari dan diamalkan dengan benar, tentulah bisa meningkatkan kecerdasan super manusia. Sehingga di masa depan, bisa menjadi bangsa besar seperti orang-orang Barat dulu, seperti leluhur-leluhur pendahulu.
Di sini, Kesadaran Murni (Jati Diri / Diri Sejati)-lah yang berperan penting dalam menyeimbangkan keduanya, antara rasional dengan intuitif. Ketika manusia menjadi sadar, maka orang tersebut bisa mengelola pengetahuan- pengetahuan intuitif ini menjadi hal-hal yang bermanfaat, bukan malah halu atau delusi.
MEDITASI sebenarnya bertujuan untuk membantu manusia kembali sadar, yakni sadar akan siapa Jati Diri-nya dan menjadi Kesadaran murni. Sehingga bisa menyeimbangkan segala aspek dalam dirinya sendiri.