Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Penulis - Science and culture observer

Our thoughts are fallible. We therefore should go on thinking from various perspectives. We will never arrive at final definitive truths. All truths are alive, and therefore give life, strength and joy for all.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gen, Otak, Kepribadian, dan Orientasi Politik

15 Januari 2018   01:48 Diperbarui: 31 Maret 2018   10:47 2636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: linguaggiodelcorpo.it

Dalam kajian Virginia 30.000, Verhulst menemukan bahwa sementara ada hubungan yang sedang-sedang saja antara sifat seseorang dan pilihan politiknya (misalnya, antara pandangan ekonomi yang konservatif dan kadar neurotisisme), namun tidak ada bukti yang memperlihatkan ada hubungan kausal antara keduanya.

Studi-studi genetik memang tricky, mudah mengecoh, sebab orang mudah beranggapan bahwa gen itu pengendali yang serba berkuasa atas seluruh kehidupan anda, padahal tidak. 

Karena itu, Verhulst dan Peter Hatemi mencoba melakukan suatu kajian longitudinal, yakni dengan mengikuti kehidupan sekelompok orang dari waktu ke waktu, memetakan kecenderungan-kecenderungan politik dan kepribadian mereka, dan memantau dan melihat apakah jika kepribadian tumbuh dan berubah, pilihan politik juga akan berubah, dan sebaliknya.

Dalam studi longitudinal ini, dua peneliti itu memakai dua kelompok sampel. Yang pertama terdiri atas 7.610 kembaran dewasa dan orang seayah seibu yang berusia antara 19 dan 28 tahun di tahun 1980. Sampel kedua mencakup remaja muda yang terdiri dari 1.061 kembaran dan orang sesaudara, yang berumur antara 16 dan 19 tahun, di tahun 1998. Masing-masing kelompok orang ini diuji dalam dua gelombang, satu sama lain terpisah jarak 10 tahun.

Pada dua kelompok ini para peneliti memperhatikan perilaku dan sifat kepribadian mereka dan perilaku dan posisi politik mereka (seperti pandangan mereka tentang aborsi, perkawinan sejenis, dan tanggapan-tanggapan mereka terhadap pernyataan-pernyataan seperti "Aku percaya bahwa kita harus mencari dan mengikuti sepenuhnya pemuka-pemuka agama kita dalam mengambil keputusan-keputusan moral.").

Apa yang mereka temukan? 

Ternyata kepribadian orang-orang yang sedang diteliti terus-menerus bergeser dan berubah seiring perjalanan waktu, tidak dalam tingkat yang besar dan sekejap, tetapi jelas teramati dengan baik.

Ditemukan bahwa lambat-laun orang dapat berubah, entah makin tambah atau makin kurang ekstrovert, makin mudah atau makin sulit berkompromi, atau makin lebih berhati-hati dan berhatinurani atau malah makin ceroboh dan kehilangan nurani. Dalam hal-hal lain, kondisi mental yang berubah positif atau yang berubah negatif juga ditemukan.

Tapi dalam perilaku politik, terpantau relatif lebih stabil baik di kalangan dewasa maupun di kalangan remaja. Orang yang konservatif sejak usia lebih muda cenderung tetap konservatif ketika usia bertambah.

Poin terpenting yang mereka temukan adalah ini: perubahan kepribadian tidak memprediksi perubahan posisi dan perilaku politik. Dus, Verhulst dan Hatemi menyimpulkan bahwa "sifat-sifat kepribadian dan perilaku politik adalah hal-hal yang tidak saling bergantung, satu sama lain mandiri, dari struktur bangunan arsitektural psikologi seseorang."

Meski mereka tidak menutup kemungkinan adanya korelasi antara sifat-sifat kepribadian dan sejumlah kepercayaan ideologis, mereka bertanya apa makna korelasi ini. Soalnya, kepribadian seseorang berperan di semua aspek kehidupan yang dijalani meskipun bukan satu-satunya faktor penentu, lagipula, ini hal yang terpenting, kepribadian itu suatu struktur mental yang dinamis, tidak statis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun