Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Penulis - Science and culture observer

Our thoughts are fallible. We therefore should go on thinking from various perspectives. We will never arrive at final definitive truths. All truths are alive, and therefore give life, strength and joy for all.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gen, Otak, Kepribadian, dan Orientasi Politik

15 Januari 2018   01:48 Diperbarui: 31 Maret 2018   10:47 2636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: linguaggiodelcorpo.it

"Kajian-kajian terhadap orang kembar memastikan bahwa ada suatu komponen genetik yang signifikan bagi orientasi-orientasi politik. Dus, ada alasan kuat untuk melakukan kajian-kajian lebih jauh terhadap hakikat peran itu dengan menggunakan metodologi-metodologi lain, termasuk genetika molekuler."/2/

Sejalan dengan Alford dkk, di tahun 2015 Peter K. Hatemi dkk menegaskan bahwa 

"pemahaman atas kompleksitas dinamika-dinamika sosial manusia tak akan dapat dicapai jika tidak mengikutsertakan pengaruh-pengaruh genetik. Variasi-variasi dalam sikap dan perilaku orang dalam politik, ekonomi dan kehidupan sosial dll, bagaimanapun juga, hingga kini masih diasalkan terutama pada pengaruh-pengaruh faktor-faktor atau sumber-sumber lingkungan hidup ("environmental factors") oleh kebanyakan ilmu sosial, misalnya peninggalan sosialisasi yang dilakukan orangtua, kejadian-kejadian khusus di usia formatif, pengalaman-pengalaman pendidikan dan norma-norma budaya. Namun kajian-kajian genetika behavioral telah memberikan bukti-bukti yang meyakinkan bahwa perilaku sosial, ekonomi dan politik, setidaknya sebagian, dipengaruhi oleh gen-gen."

Ada hal-hal lain yang berasal dari lingkungan hidup yang oleh banyak pakar telah diteliti, yang ikut menentukan sikap dan perilaku sosial, politik dan ekonomi orang, antara lain ikatan komunal, nilai-nilai keagamaan, etnosentrisme, kepribadian, rasa takut dan rasa cemas, kognisi dan emosi, identitas gender dan seksual.

Secara umum disimpulkan oleh Peter K. Hatemi dkk bahwa ada hubungan antara pilihan-pilihan politik, mekanisme genetik dan bagian-bagian lain dari arsitektur psikologi manusia. Kekuatan-kekuatan lingkungan kehidupan membentuk proses-proses biologis dan psikologis yang senantiasa saling bergantung pada ekspresi-ekspresi genetik. Lihat selengkapnya dalam artikel Peter K. Hatemi, Smith K, Alford JR, Martin NG, Hibbing JR, "The Genetic and Environmental Foundations of Political, Psychological, Social, and Economic Behaviors: A Panel Study of Twins and Families."/3/

Dalam artikel Hatemi dkk tersebut di atas dimuat daftar sejumlah gen insani yang telah diidentifikasi sebagai gen-gen yang berhubungan dengan sistem-sistem kognitif, emotif dan psikologis manusia dan yang dapat berperan dalam pengambilan keputusan-keputusan sosial, politik dan ekonomi dan pilihan-pilihan struktural. Gen-gen tersebut mencakup:

• Androgen receptor (AR)
• Vasopressin receptor (AVPR 1A)
• Dopamin receptor D2 (DRD2)
• Estrogen receptor (ESR1)
• Lim homeobox transcription factor 1b (LMX 1B)
• Monoamine Oxidase A (MAOA, disebut sebagai "gen petempur" yang mendorong agresivitas)
• Nuclear receptor subfamily 4, gpA, mb2 (NR4A2)
• Oxytocin receptor (OXTR)
• Serotonin transporter (5HTTLPR)
• Transcription factor AP2b (TFAP 2B)

Lebih spesifik lagi, Dolores Garcia-Arocena, Ph.D.,/4/ menyebut sejumlah gen yang diidentifikasi sebagai GEN KEKERASAN dan AGRESIVITAS yang berpengaruh pada seseorang untuk bertindak keras, agresif dan antisosial dalam interaksi dengan lingkungan kehidupannya dalam rangka mengejar dan menggolkan tujuan-tujuannya sendiri. Berikut ini.

• Monoamine oxidase A (MAOA dan variannya VNTR 2R MAOA. Gen ini disebut "gen petempur" karena mendorong agresivitas)
• DAT1 (Dopamine transporter 1 dan variannya DAT1*OR)
• DRD2 (D2 dopamine receptor)
• Androgen receptor (AR)
• Catechol-O-methyltransferase (COMPT)
• Cadherin13 (CDH 13)

Arocena menegaskan bahwa

"Kemajuan-kemajuan di bidang neurokimia dan teknologi pemindaian otak telah memperlihatkan bahwa banyak gangguan emosional dan kontrol diri seperti kekerasan, bunuh diri, depresi dan kecemasan, melibatkan gangguan-gangguan dalam aktivitas normal otak. Kondisi ini terjadi lantaran ada perubahan-perubahan pada ekspresi gen-gen dan berbagai ketidakseimbangan neurokimiawi, selain karena faktor lingkungan kehidupan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun