Dengan menggunakan campuran enzim yang berbeda yaitu protease, -amilase, selulase, hemiselulosa dan pektinase dapat diperoleh rendemen yang berbeda yaitu 65,5%.Â
Dilaporkan juga bahwa dengan menggunakan campuran 2% hemiselulosa, pektinase, selulase dan gamanase, hasil minyak kelapa dapat mencapai 84% ketika campuran ini ditambahkan ke dalam inti kelapa kering. Campuran 1% (b/b) selulosa, -amilase, poligalakturonase dan protease pada suhu 60 C dan pH 7, rendemen minyak kelapa adalah 73,8% ketika campuran ditambahkan ke dalam parutan inti kelapa .Â
Dilaporkan juga bahwa ketika kernel kelapa kering pertama kali diperlakukan dengan selulase, kandungan serat dari kernel dapat dikurangi sebesar 62% dan ketika selulase ditambahkan ke dalam kernel kelapa segar, kandungan serat dapat berkurang sebesar 17% .Â
Hasil 80% minyak kelapa diperoleh ketika -amilase, poligalakturonase dan protease ditambahkan ke dalam pasta kelapa yang diencerkan bahkan tanpa melalui tahap pemurnian apapun .Â
Senphan dan Benjakul (2016) mengusulkan metode ekstraksi minyak kelapa dengan hanya menggunakan protease dari hepatopankreas udang vaname pada tahun 2016 . Jumlah ekstrak protease kasar yang digunakan dan waktu hidrolisis diuji dalam laporan ini.Â
Rendemen minyak kelapa hanya meningkat dalam enam jam pertama dan tidak menunjukkan peningkatan ketika waktu ekstraksi ditingkatkan. Efek oksidasi pada lipid yang diekstraksi dengan menggunakan metode ini juga dapat diabaikan.
Karbon dioksida superkritis
Zat yang berada pada kondisi super kritis adalah zat yang mengalami tekanan dan temperatur yang lebih tinggi dari titik kritisnya. Ketika zat berada dalam kondisi ini, zat tersebut akan menunjukkan sifat tertentu dan memiliki perilaku peralihan antara zat cair dan gas.Â
Misalnya, suatu zat dalam kondisi superkritis mungkin memiliki densitas dan difusivitas seperti cairan yang berada di antara cairan dan gas. Karbon dioksida adalah cairan superkritis yang paling banyak digunakan karena karbon dioksida berbiaya rendah sementara memiliki sifat kimia yang stabil, seperti inert secara kimia, tidak mudah terbakar, dan tidak beracun.Â
Sifat fisik karbon dioksida juga merupakan alasan mengapa itu adalah cairan superkritis yang paling banyak digunakan, karena suhu kritis karbon dioksida adalah pada 31 C dan tekanan kritis karbon dioksida adalah pada 74 bar. Â
Daging kelapa terlebih dahulu diparut dan dikeringkan dengan penjemuran untuk menurunkan kadar air dari 50 menjadi 3%. Hal ini untuk mencegah terjadinya penyumbatan pada capillary restriktor yang disebabkan oleh air yang membeku akibat efek Joule--Thomson pada katup ekspansi. Sampel mulai dari 0,424 hingga 1,5 mm diperoleh dengan pengayakan.Â