Dengan demikian, pada dasarnya makna tradisi mebuug-buugan tersebut adalah ritual pembersihan diri untuk menyongsong proses kehidupan yang baru di Tahun Caka yang baru. Berdasarkan uraian di atas, sumbangan rangkaian Hari Raya Nyepi tampak mendukung tercapainya kesejahteraan hidup umat Hindu di dunia fana (jagadhita), baik lahir maupun batin. Hal ini dapat menjem[1]batani tujuan umat Hindu dalam mencapai kesejahteraan di akhirat (moksartham). Dengan demikian, pelaksanan ritual Nyepi dalam agama Hindu dipandang sebagai gejala budaya yang dipelajari melalui analisis simbol, ritus, dan praktek-praktek religius.
PENUTUPÂ
Pada rangkaian upacara yang dilaksanakan pada Hari Raya Nyepi oleh umat Hindu di Bali merupakan upacara inisiasi yang diselenggarakan menjelang pergantian tahun Caka. Dalam konteks ini, pelaksanaan Nyepi sebagai rangkaian ritual Hari Raya Nyepi bermakna untuk mengadakan pengendalian diri melalui pelaksanaan ritual catur brata penyepian.Â
Puncaknya pada pelaksanaan Nyepi ini, umat Hindu melakukan shamadi dan memuja Ida Sang Hyang Widi Wasa untuk memohon ilham-ilham dan petunjukpetunjuk-Nya dalam upaya mengarungi lembaran hidup baru di tahun Caka yang baru dengan  mewujudkan suasana kebersamaan dan kemanusiaan yang menjadi simbol kehidupan selaras, seimbang, dan harmonis. Selamat Hari Raya Nyepi, Tahun Baru Caka 1944. Moga Rahayu****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H