Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Agama Hindu dan Hari Raya Nyepi

2 Maret 2022   16:32 Diperbarui: 3 Maret 2022   08:03 1521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agama Hindu sama sekali tidak mengajarkan pemeluknya untuk mengabaikan dunia. Tapi agama Hindu juga tidak mengajarkan kita hanya memikirkan dunia. Tujuan kita yang tertinggi yaitu moksha dicapai melalui perjalanan kita dalam kehidupan didunia ini. Jadi dapat dikatakan ketiga tujuan di atas, yaitu dharma, artha dan kama, merupakan tangga bagi tujuan hidup yang terakhir yaitu moksha. Bagaimana kita memperoleh ketiga tujuan ini, bagaimana kita mempergunakan artha dan kama akan menentukan apakah kita akan mencapai tujuan tertinggi itu atau tidak.

Dalam masyarakat Hindu, khususnya di Bali, ada tiga kerangka, yang selalu menjadi bingkai dalam kegiatan perayaaan agama hindu di bali, yaitu Nilai-nilai tersebut pada intinya terkonsentrasi pada kehidupan masyarakat Bali lebih didominasi oleh kerangka dasar yang terakhir (ketiga), dijadikan dasar dalam mencapai tujuan kehidupan beragama bagi masyarakat Bali. Dalam kerangka dasar ketiga (upacara agama atau ritual) itu terakumulasi nilai-nilai keikhlasan dalam melakukan yadnya (pengorbanan suci) untuk mencapai tujuan. Tujuan agama Hindu adalah untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia (jagadhita) dan di akhirat (moksartham).

RANGKAIAN HARI RAYA NYEPI

Dalam perayaan Nyepi perlu dilihat pada waktu pelaksanaannya,  yakni  diselengarakan pada sasih kesanga  (bulan ke Sembilan) dan sasih kedasa ( bulan ke sepuluh )  sekitar bulan maret tiap tahunnya. Makna Sasih Kasanga dan Sasih Kadasa pada Rangkaian Nyepi Upacara pangrupukan dalam rangkaian Hari Raya Nyepi dilaksana[1]kan pada bulan mati (Tilem) sasih kesembilan (Sasih Kasanga) karena 11 pada hari ini (Tilem) merupakan hari yang bertepatan dengan bulan mati.

 Pada hari Tilem merupakan hari baik terakhir melakukan upacara bhuta kala, kemudian beralih ke hari baik untuk melakukan upacara dewa yadnya (korban suci kepada Dewa).

Sesungguhnya, upacara pangrupukan yang jatuh pada hari Tilem Sasih Kasanga itu memiliki makna fisiologis yang sangat dalam bagi umat Hindu di Bali, yaitu kasanga berarti kesembilan. Angka sembilan merupakan angka terakhir untuk selanjutnya berganti dengan angka yang mengandung nol (0), misalnya setelah sembilan akan disusul oleh angka sepuluh, setelah sembilan belas akan disusul oleh dua puluh, dan seterusnya. Hal ini mengindikasikan bahwa setelah sembilan akan terjadi peralihan perhitungan.

 Kecuali itu, menurut kosmologi umat Hindu bahwa angka sembilan juga mengacu kepada ke sembilan penjuru arah mata angin. Masyarakat Hindu di Bali percaya bahwa di sembilan arah mata angin itu bersemayam para Dewata, yaitu di arah timur Dewa Iswara, di tenggara Dewa Maheswara, di selatan Dewa Brahma, Dewa Rudra di barat daya, Dewa Mahadewa di arah barat, Dewa Sangkara di barat laut, Dewa Wisnu di arah utara, Dewa Sambu di timur laut, dan Dewa Siwa bersemanyam di tengah-tengah. Hal ini lazim dikenali dengan istilah Dewata Nawa Sanga (artinya sembilan dewa yang bersemanyam di masing-masing arah mata angin).

Masyarakat Hindu di Bali juga mengenal konsep Kala Ya Dewa Ya. Konsep ini mengandung makna bahwa kala atau waktu itu terdiri atas waktu (hari) baik dan waktu buruk. Hari baik dihubungkan dengan turunnya para Dewa, sedangkan hari buruk diasosiasikan dengan berkeliarannya para Bhuta Kala.

Oleh karena itu, di samping di sembilan arah mata angin itu bersemanyam para dewa, juga di sembilan arah mata angin itu dihuni para Bhuta Kala.

Dari dimensi makrokosmos, umat yang menganut Agama Hindu di Bali hanya memandang penting dan pokok: (1) arah timur dengan urip 5, warna putih; (2) arah selatan dengan urip 9, warna merah; (3) arah barat dengan urip 7, warna kuning; (4) arah utara dengan urip 4, warna hitam, dan; (5) arah tengah dengan urip 8, warna brumbun (campuran dari kelima warna itu). Jika dijumlahkan urip-nya menjadi 33. Dari dimensi mikrokosmos, para Dewa itu juga dapat bersema[1]nyam di dalam tubuh manusia; Dewa Wisnu di empedu, Dewa Sambu di pancreas, Dewa Iswara di jantung, Dewa Maheswara di paru-paru, Dewa Brahma di hati, Dewa Rudra di usus, Dewa Mahadewa di ginjal, Dewa Sangkara di limpa, dan Dewa Siwa ditumpukan hati. Dengan demikian, pada hari raya Nyepi, para dewa itu disemanyamkan dan dipuja pada diri manusia. Di samping itu, menurut persepsi Umat Hindu bahwa baik alam semesta (makrokosmos) yang disebut bhuana agung maupun diri ma nusia (mikrokosmos) yang disebut bhuana alit pada hakikatnya terwujud dari unsur-unsur Panca Maha Bhuta, yang terdiri atas: (1) zat padat/ prthiwi; (2) zat cair / apah; (3) cahaya / teja; (4) udara / bayu; (5) akasa/ ether. Pada hari raya pangrupukan unsur-unsur itu diupacarai agar bebas dari gangguan bhuta kala.

Ditinjau dari dimensi waktu bahwa pada hari Tilem Kasanga bertepatan dengan waktu pergantian tahun menurut aka. Pada hari tilem kasanga ini menjadi peralihan tahun aka menurut perhitungan Hindu. Bali. Keadaan ini yang menyebabkan bahwa Hari Nyepi merupakan tahun aka baru yang jatuh pada Sasih Kadasa. Kata kadasa pada sasih kadasa di samping berarti ke sepuluh juga dapat diinterpretasikan dengan kata yang berarti bersih. Oleh karena itu, Hari Raya Nyepi diadakan pada paroh terang pertama (penanggal pisan) masa kesepuluh (sasih kadasa), merupakan hari pertama yang dipandang hari bersih untuk memulai dengan lembaran hidup baru pada tahun baru aka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun