Wine minuman fermentasi yang sangat  populer. Kualitas wine ditentukan oleh aroma , citarasa dan senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya. Wine bisa memabukkan, namun banyak yang mengatakan dapat menyehatkan. Dua argumentasi yang sama-sama  penting untuk diketahui.
Namun demikian, titik krusial meminum wine , berada di ambang antara menyehatkan dan memabukkan, Â rentang yang sangat bervariasi antara satu orang dengan orang lain.Â
Oleh karena itu, hubungan antara konsumsi alkohol dan kesehatan mengikuti kurva berbentuk J.( a J-shaped curve). Suatu kurva yang menggambarkan minum wine untuk jumlah tertentu mencegah penyakit pada manusia, namun seiring bertambahnya jumlah yang diminum dapat mencelakakan tubuh manusia.
Atau dengan kata lain, mereka yang tidak minum apa pun memiliki apa yang dianggap sebagai angka kematian dasar -- risiko kematian yang digunakan sebagai titik acuan. Ketika konsumsi harian meningkat, apa yang ditemukan adalah bahwa risiko kematian sedikit menurun.Â
Kemudian, ketika konsumsi alkohol meningkat, risiko kematian meningkat hingga mencapai garis dasar (orang-orang ini memiliki risiko kematian yang sama dengan mereka yang tidak minum sama sekali), dan ketika minum semakin berat, risiko kematian terus meningkat dengan mantap.
Kurva berbentuk J, dan merupakan temuan yang sangat konsisten dari banyak penelitian besar. Ini merupakan data dengan kesimpulan bahwa minum wine secara  moderat memang bermanfaat bagi kesehatan, meskipun ini memunculkan serangkaian pertanyaan baru yang penuh perdebatan.
Beberapa pertanyaan kunci, yang perlu dijawab, yakni, Pertama, apakah manfaat kesehatan itu nyata? Dan jika demikian, apakah hanya wine merah yang melindungi dari penyakit jantung? Bagaimana dengan minuman beralkohol lainnya, seperti arak tuak, berem? Apa mekanisme di balik efek perlindungan ini? Dan mengapa beberapa studi ilmiah tampaknya memberikan hasil yang bertentangan?
Penggunaan alkohol yang moderat dikaitkan dengan prognosis yang lebih baik dan menurunkan semua penyebab kematian, sedangkan asupan yang berlebihan merugikan kesehatan manusia.Â
Mekanisme yang mendasari efek perlindungan dari konsumsi alkohol moderat sedang diselidiki dan sebagian besar melibatkan penurunan kadar plasminogen dan trombogenisitas yang lebih rendah yang diamati pada peminum moderat vs abstain (tidak meminum).
Beberapa peneliti  mengusulkan keunggulan wine, yaitu wine merah di atas minuman beralkohol lainnya dan mengaitkan keunggulan tersebut dengan komponen (poli)fenolik  yang terkandung di dalamnya.
Meskipun gagasan ini tidak sepenuhnya terbukti dan, sebaliknya, sering ditentang banyak penelitian sedang dilakukan untuk menjelaskan mekanisme biokimia yang diakui melalui wine (poli)fenol akan memberikan kesehatan yang lebih baik, khususnya dengan menurunkan risiko kardiovaskular.