(Siapkan alat tulis anda atau media klerikal/ketikan anda, dan hitung menit anda dimulai menggunakan stopwatch di gawai anda atau tentukan jam anda memulai mengikuti Test ini untuk mengukur kepiawaian anda mengolah akal dan hati)
- Apakah yang menjadi beliefmu (apakah diri ini Ruh atau bukan)?
- Present state: ...
- Desire state: ...
- Value: ...
- Mengapa itu menjadi alasanmu?
- Present state: ...
- Desire state: ...
- Value: ...
- Apa yang menjadi sebab alasanmu itu?
- Present state: ...
- Desire state: ...
- Value: ...
- Apa yang menjadi akibat alasanmu itu?
- Present state: ...
- Desire state: ...
- Value: ...
- Apakah anda menjadi bahagia dengan belief tersebut?
- Present state: ...
- Desire state: ...
- Value: ...
- Steps: ...
- Resources: ...
Self-Reflexivity
Refleksi diri dan intropeksi adalah salah satu cara mencapai jawaban-jawaban melalui pertanyaan-pertanyaan tentang apakah aku sudah berbahagia? Metode ini efektif untuk menggali kebenaran sejati dalam diri dan menyadarkan diri akan situasi dan keadaan diri yang sekarang (Present State) dan situasi dan keadaan diri yang diinginkan (Desire State).
Apakah saat ini aku sudah bahagia dengan diriku sendiri atas dermaku kepada yang hidup? (Sebagai contoh)
Present State: Masih kurang bahagia, karena aku masih menderma untuk diderma (bersifat transaksional) tidak setulus-tulusnya menderma demi kemajuan sesama hidup.
Desire State: Aku sudah bahagia dengan diriku sendiri saat ini, karena dermaku telah dirasakan manfaatnya oleh orang banyak, karena aku tak berharap kembali atas dermaku, biarlah Tuhan yang menikmati ketulusan dermaku yang nampak dari karakterku saat ini yang sudah terbentuk utuh penuh ketulusan yang tak bersyarat.
Steps:
1. Memulai ketulusan dari hal kecil seperti menyapu lantai rumah atas kesadaranku tanpa diperintah siapapun.
2. Mengecek apakah aku masih menggerutu pada diriku atau tidak? saat aku melakukan kesadaran ini.
3. Jika aku tak menggerutu, maka apakah hasilnya memuaskan? jika memuaskan aku lanjutkan, jika tidak aku perbaiki
4 Mengecek lama waktu yang kukerjakan dalam proses berkesadaran ini. Apakah lama atau sebentar? Jika lama mengapa aku selama itu? mungkin saja aku tidak fokus dan memikirkan hal lain. Jika sebentar, berarti aku sudah mulai fokus dan efisien dalam berkesadaran.
5. Mulai mempraktikan proses kesadaran ini di lingkungan kerja.
6. Mengecek ketulusan, efektivitas dan efesiensi berkesadaran di lingkungan kerja.
7. Jika aku terbiasa dengan hal ini. Maka aku merasa diri telah berderma dengan tulus.
Value: Ketulusan
Resources:
Ilmu: Membaca kisah-kisah para Nabi yang tulus berdakwah demi keselamatan umat manusia.