Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Happiness Inside-Out

17 Maret 2022   04:00 Diperbarui: 17 Maret 2022   15:04 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendeteksi melalui Pemikiran dan Keinginan

Pemikiran orang-orang yang berbahagia biasanya menginspirasi bukan dari hal kelimpahan materi dan kenikmatan, melainkan hal-hal spiritual yaitu pembentukan karakter yang indah dan mulia (dengan selalu memberikan keberlimpahan manfaat melalui pelajaran hidup yang berharga kepada orang banyak). Dan pemikirannya dipenuhi wawasan keruhanian yang kekal bukan berarti senang membicarakan hal-hal bersifat religi yang memisahkan dan membandingkan golongan religi tertentu. Pemikirannya berwawasan Ruhani yang bersifat universal dan mencakup seluruh yang hidup, tidak diskriminan kepada perbedaan kecuali perbedaan ruh dan badan. 

Jika pemikirannya masih membahas hal-hal keduniawian seperti kelimpahan dan materi dan kenikmatan yang mewah, ada kecenderungan ketidakbahagiaan yang masih melekat pada dirinya.

Kemudian dari pemikiran apapun biasanya melahirkan keinginan-keinginan. Jika pemikiran anda dipenuhi wawasan rohani. Biasanya akan lahir keinginan mulia dan indah, yakni Meluhurkan Yang Hidup. Artinya ada kesadaran dan keinginan kuat untuk mencerdaskan sesama tanpa diskriminasi identitas badaniyah manusia dan makhluk hidup lainnya, memiliki keinginan untuk membuat sesamanya berkemampuan atau memiliki skill, memiliki hasrat luhur untuk menyayangi, melindungi, mengayomi dan hal-hal yang bersifat altruis namun altruis yang tetap bersandar pada kemahakuasaan Tuhan.

Ada perbedaan mutlak antara seorang yang masih berpikirian materialistic oriented dan spirituality oriented.

Seorang yang materialistic oriented pada umumnya memiliki penghasilan tetap dan stabil, namun ada kecenderungan selalu merasa kurang dalam pemenuhan hal materi karena keinginan-keinginan pemenuhan kenikmatan inderawi yang memiliki kecenderungan sulit dikendalikan oleh dirinya.

Seorang yang spirituality oriented pada umumnya sumber penghasilannya kurang stabil dan kurang jelas, namun ada kecenderungan selalu merasa cukup dalam pemenuhan hal materi karena kelimpahan rezeki yang disebabkan ia mampu mengekang keinginan-keinginan yang bersifat pemenuhan kenikmatan inderawi.

Anda bisa mendeteksi pemikiran anda sendiri dengan rumus diatas dan menyimpulkan sendiri, apakah melalui pemikiran yang kusimpan dipikiranku. Aku benar-benar menjadi bahagia atau tidak?

Present State: ...

Desire State: ...

Value: ...

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun