Mohon tunggu...
Intan Qomariah
Intan Qomariah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Kiai Haji Achmad Shidiq Jember

Hobi saya makan dan jalan jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Sosial dan Pendidikan Agama Islam

24 November 2023   07:40 Diperbarui: 24 November 2023   08:07 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam teori ini, berbagai unsur budaya mungkin dapat berubah dengan cepat, sedangkan unsur budaya lainnya mungkin tidak mampu mengimbangi cepatnya perubahan unsur itu. Oleh karena itu, elemen yang berubah dengan pelan akan tertinggal. Ketertinggalan ini berujung pada kesenjangan sosial atau ketertinggalan budaya. Para ahli teori fungsionalis percaya bahwa perubahan sosial bersifat konstan serta tidak membutuhkan penjelasan. Perubahan dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu ketentraman masyarakat. Ketika perubahan diintegrasikan ke dalam budaya, proses penghancuran ini berhenti.

Menurut Rashid, beberapa tokoh teori struktur fungsional, Herbert Spencer, Emile Durkhein, Bronislow, Marino Malinowski, A. R. Radcliff-Brown dan Robert K. Merton, dari asumsi dasar teori fungsional, secara umum mempunyai pandangan yang sama, itu adalah:

1) Masyarakat ialah organisme kehidupan atau fitrahnya manusia itu ialah makhluk sosial.

2) Masyarakat mempunyai sub sistem kehidupan

3) Setiap subsistem mempunyai fungsi (kelompok orang miskin, pencuri, tokoh adat, dan lainya).

4) Setiap subsistem berfungsi untuk memperkuat subsistem lainnya (kaya versus miskin, pekerja versus pemberi kerja, ekonomi politik, dll).

Apabila menjelaskan konsep teori fungsional bisa diterangkan jika setiap orang ialah makhluk sosial yang alamiah dengan subsistem serta fungsinya yang saling menguatkan dalam kehidupan.

c. Teori Siklus

Teori sirkular menjelaskan jika perubahan sosial sifatnyat cyclical, yang mana berarti sifatnya siklus. Menurut teori ini, perubahan sosial tidak direncanakan atau diarahkan pada titik tertentu, melainkan berputar dalam pola siklus. Ide teori siklus ialah jika perubahan berulang. Dalam model perubahan ini tidak terjadi proses perubahan sosial yang progresif, jadi tidak jelas batas antara pola hidup primitif, tradisional, juga modern.

Faktanya, jauh sebelum lahirnya ilmu sosial modern, masyarakat Yunani, Romawi, dan Tiongkok kuno menganut pandangan siklis. Mereka membayangkan perjalanan hidup manusia pada hakikatnya terjebak dalam siklus sejarah yang tidak menentu.

Keaslian teori sirkular ini bisa kita lihat dari realitas sosial yang ada saat ini. Misalnya saja dari tingkah laku fashion pakaian juga gaya kepemimpinan politik. Misalnya dalam perubahan fashion pakaian, kita sering melihat bahwa fashion pakaian terkini terkadang merupakan tiruan atau pengulangan dari gaya pakaian lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun