Kesedihan, hanya itu yang Maya rasa. Ribuan pertanyaan, dalam hatinya yang tak kunjung menemukan jawaban. Apa dan kenapa? Ataukah siapa? Ke mana, hati sang pujaan hati berlabuh?
Rentetan kisah kasih yang berakhir sedih. Maya, pernah menelan getir seperti ini sebelumnya. Berkenalan, dekat, jatuh cinta, dan ditinggalkan. Tanpa penjelasan.
Bahkan, dua tahun lalu. Ia harus rela kehilangan isi tabungan. Terbujuk rayuan maut dan tipu muslihat. Pencuri hati, sekaligus pencuri dalam makna harfiah.
Setahun lalu, Maya berkutat dalam rentetan teror. Ke empat istri, dari lelaki yang tengah dekat dengannya. Menumpahkan amarah dan kebencian pada Maya. Yang bahkan, tak lagi punya hubungan dengan suami mereka.
Usia 30, bagi Maya adalah picu bom waktu. Pertaruhan terakhir, dari kisah kasih yang getir. Dan malam itu, pencarian harus dia tuntaskan.Â
Pagi menjelang, Maya tertidur di depan laptop. Dalam mimpinya, terus menerus mencari profil sempurna di dunia maya.
Hingga, dering telepon membangunkannya seketika. Mata merah, rambut berantakan dan wajah lesu. Mengawali harinya di tahun baru.Â
"May, kuy lah bubur ayam," ucap Billie di ujung telepon.
"Bilie!" Seru Maya, kesal.
"Ah elah, May, " keluh Billie.Â
Maya menutup telepon. Ia tak menghiraukan ajakan Billie. Malah kembali melanjutkan tidur malamnya yang tertunda. Kasihan Maya.Â