Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ada 5 Alasan Mengapa Perjumpaan Itu adalah Hadiah Terindah

9 Mei 2023   03:47 Diperbarui: 10 Mei 2023   01:51 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan indah di Tübingen | Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.

3. Perjumpaan dengan yang lain itu bisa menjadi momen kritik diri sendiri

Hati dan pikiran semakin terpana pada keheningan ruangan tua. Apalagi melihat ada begitu banyak orang-orang muda dengan sosok wajah ingin tahu (neugierig) ala ilmuwan ternama, duduk sambil mengkerut wajah membaca dalam hening sambil goyang-goyang kepala.

Saya coba bergeser ke posisi lain cuma ingin mengubah sudut pandang tentang ruang tua. Dalam hati kecil sebenarnya sedang bertanya, masih mungkinkah ada sesi perjumpaan yang mengejutkan di dalam ruang tua itu?

Pada sisi sebelah kanan dari pintu masuk, tepatnya di rak yang kedua, terlihat buku berwarna putih cerah dengan tulisan: Carey & Hoadley: The Archive of Yogyakarta, Volume II. 

Foto diambil dari: historischer Lesesaal -Universität Tübingen. Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.
Foto diambil dari: historischer Lesesaal -Universität Tübingen. Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze.

Saya mengambil buku itu dan membacanya. Oh ternyata di dalamnya berisikan tulisan bahasa Jawa. Saya tidak bisa mengerti apapun tentang isinya. 

Hanya ada satu yang saya percaya bahwa nama Yogyakarta bisa tertulis di perpustakaan Tübingen. Itu sudah cukup bagi saya. Ketika Yogyakarta disebut, tentu saja nama Indonesia ada di sana dan saya tahu bahwa di perpustakaan tua itu ada buku tentang Indonesia.

Pertanyaannya, apakah buku itu dianggap penting di Indonesia? Apakah arsip sejarah tentang Yogyakarta diminati di Indonesia?

4. Perjumpaan dengan anggota rumah Kompasiana, berdebar tentang perempuan Kompasiana

Sesi perjumpaan yang paling berkesan itu tentu saja ketika bertemu penulis hebat senior saya Hennie Triana. Jantungku sungguh berdebar saat pertama melihat mbak Hennie.

Antara rasa kagum dan heran bisa bertemu Kompasiana hebat seperti Hennie Triana dan Theresia Assenheimer di sana. Momen perjumpaan itu tidak mungkin dilupakan.

Di dataran kecil di atas bukit dengan view yang begitu indah dan luas terbentang hamparan bunga-bunga kuning raps, ratusan tulisan berkualitas dibagikan dari sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun