Suatu ketika volunter senior itu berbicara dengan nada teguran kepada ibu-ibu yang lebih tua usianya dengan posisi melipat kaki sambil kakinya digoyang-goyang, seperti seorang bos besar.
Kebiasaan seperti itu ternyata susah diterima oleh orang-orang tua yang hadir sebagai anggota pemula. Simpang siur omongan tidak puas mulai bermunculan.
Sebagai pendamping ketika itu, saya merasa bahwa suasana seperti itu tidak boleh dibiarkan lama. Gagasan tentang model outing "6 Si" mulai dicoba: Rekreasi, refleksi, koreksi, presentasi, meditasi dan kontemplasi.
Model itu coba saya terapkan dalam kegiatan outing kami saat itu. Beberapa tahapannya sebagai berikut:
1. Rekreasi: Momen rekreasi itu sebenarnya momen bebas. Kami hanya menyediakan beberapa fasilitas, seperti kartu, dan jenis permainan lainnya, bahkan ada juga jenis sepak bola pantai.
Suasana bebas dan santai mewarnai kegiatan pertama rekreasi kami. Tampak menyenangkan karena disana tidak ada yang menjadi guru dan yang menjadi murid. Semua menjadi sama, ya bermain dengan gelak tawa lepas tanpa pandang usia.
2. Refleksi: Pada tahap ini saya memanggil semua peserta untuk kembali mengambil posisi melingkar. Saat itu adalah momen bagi peserta untuk sebuah Rckblik atau melihat kembali apa yang dia lakukan dan apa hal yang menarik dari sebuah permainan.
Ada yang melihat bahwa hidup itu adalah sebuah permainan. Ada juga yang melihat melalui permainan menjadi momen untuk mengenal diri, karena terkadang sulit berbagi dan ingin menguasai, bahkan ada yang menyadari ia lupa bahwa ia punya teman. Ia cenderung berjuang sendiri sampai mencapai gol misalnya.
3. Koreksi: Setelah setiap peserta mengoreksi diri mereka sendiri, sekarang tiba saatnya saling koreksi. Saya tidak menduga bahwa momen itu ternyata momen yang ditunggu anggota pemula.
Mereka ingin sekali mengoreksi volunter yang selalu goyang dan lipat kaki saat menegur mereka itu. Tampak sekali seperti lebah madu yang lagi ganas ingin menyerang dan menyengat.
Tapi ada juga yang sangat santun menyampaikan koreksi terhadap volunter itu. Ia menjelaskan tentang tata krama menurut adat orang Flores.Â