Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

6 Momen Indah Saat Outing Komunitas Doa

17 Desember 2022   05:16 Diperbarui: 17 Desember 2022   22:57 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu ketika volunter senior itu berbicara dengan nada teguran kepada ibu-ibu yang lebih tua usianya dengan posisi melipat kaki sambil kakinya digoyang-goyang, seperti seorang bos besar.

Kebiasaan seperti itu ternyata susah diterima oleh orang-orang tua yang hadir sebagai anggota pemula. Simpang siur omongan tidak puas mulai bermunculan.

Sebagai pendamping ketika itu, saya merasa bahwa suasana seperti itu tidak boleh dibiarkan lama. Gagasan tentang model outing "6 Si" mulai dicoba: Rekreasi, refleksi, koreksi, presentasi, meditasi dan kontemplasi.

Model itu coba saya terapkan dalam kegiatan outing kami saat itu. Beberapa tahapannya sebagai berikut:

1. Rekreasi: Momen rekreasi itu sebenarnya momen bebas. Kami hanya menyediakan beberapa fasilitas, seperti kartu, dan jenis permainan lainnya, bahkan ada juga jenis sepak bola pantai.

Suasana bebas dan santai mewarnai kegiatan pertama rekreasi kami. Tampak menyenangkan karena disana tidak ada yang menjadi guru dan yang menjadi murid. Semua menjadi sama, ya bermain dengan gelak tawa lepas tanpa pandang usia.

2. Refleksi: Pada tahap ini saya memanggil semua peserta untuk kembali mengambil posisi melingkar. Saat itu adalah momen bagi peserta untuk sebuah Rckblik atau melihat kembali apa yang dia lakukan dan apa hal yang menarik dari sebuah permainan.

Ada yang melihat bahwa hidup itu adalah sebuah permainan. Ada juga yang melihat melalui permainan menjadi momen untuk mengenal diri, karena terkadang sulit berbagi dan ingin menguasai, bahkan ada yang menyadari ia lupa bahwa ia punya teman. Ia cenderung berjuang sendiri sampai mencapai gol misalnya.

3. Koreksi: Setelah setiap peserta mengoreksi diri mereka sendiri, sekarang tiba saatnya saling koreksi. Saya tidak menduga bahwa momen itu ternyata momen yang ditunggu anggota pemula.

Mereka ingin sekali mengoreksi volunter yang selalu goyang dan lipat kaki saat menegur mereka itu. Tampak sekali seperti lebah madu yang lagi ganas ingin menyerang dan menyengat.

Tapi ada juga yang sangat santun menyampaikan koreksi terhadap volunter itu. Ia menjelaskan tentang tata krama menurut adat orang Flores. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun