Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bunga di Pinggir Jalan dan 2 Sudut Pandang tentang Perjalanan Mudik

27 April 2022   18:33 Diperbarui: 27 April 2022   20:05 1446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga di pinggir jalan, sedikit berdebu, tapi tetap mekar indah | Dokumen pribadi oleh Ino

Kedua anaknya kelaparan, lalu keduanya berusaha membeli sesuatu di kios kecil itu, sayang sekali yang mereka inginkan itu lebih mahal dan uang yang mereka miliki itu tidak cukup.

Saya melihat kejadian itu dari dekat, dan terasa hati saya seperti benar teriris sedih. Saya memanggil kembali kedua anak kecil itu dan memberikan mereka beberapa makanan yang mereka suka dan beberapa botol air.

Keduanya lalu memberitahu ibu mereka. Tanpa sadar, ibu kedua putera itu datang dan mengucapkan terima kasih kepada saya. Kami lalu duduk bercerita. Dalam beberapa menit makanan yang barusan dibeli itu sudah habis dimakan.

Rupanya kedua anak itu benar kelaparan. Tidak tega melihat situasi dipinggir jalan itu, saya memberi sedikit dari uang jalan saya untuk mereka. 

Kami duduk sambil cerita di pinggir jalan dengan hati yang diliputi rasa damai. Mobil yang ditunggu mereka datang dan akhirnya mereka berangkat lebih dahulu.

Tidak lama kemudian, ada mobil lain yang lewat dan tiba-tiba saja berhenti lalu bertanya kepada saya mau ke mana. Saya menjelaskan tujuan saya dan ia mau memberi tempat pada saya untuk berangkat dengan mobilnya.

Oh indahnya hari itu, memang sudah sore dan sedikit sekali lalu lintas kendaraan umum saat itu. Saya akhirnya jadi sadar, berbuat baik selama perjalanan itu sangat indah dan menyelamatkan.

Bahkan saya sempat berpikir dengan logika yang sangat sederhana, 

"Jika saya menolong orang lain, maka saya juga akan ditolong. Bisa saja, jika saya mengampuni kesalahan orang lain, maka saya juga akan diampuni."

Misteri keindahan bunga di pinggir jalan tidak hanya sebuah pemandangan fisik saja, tetapi lebih dari itu adalah sebuah spiritualitas. Ya, suatu spiritualitas yang mengubah cara pandang tentang makna dari perjalanan entah itu mudik dan tentu perjalanan lainnya. 

Apa pun bentuk dari suatu perjalanan fisik manusia, pasti punya hubungannya dengan ziarah iman dan cerita tentang menaburkan kebaikan.

Jika perjalanan mudik itu ditempuh dengan kesadaran bahwa itu adalah bagian dari perjalanan iman pribadi dan keluarga kita dan masih ada kesempatan untuk melakukan kebaikan, maka saya percaya perjalanan mudik itu sangat indah dan membahagiakan. Ya, pasti perjalanan itu bermakna dan punya cerita yang bermakna untuk dibagikan lagi nantinya.

Salam berbagi, ino, 27.04.2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun