Tentu tidak, saya pikir bahwa era persaingan baru saat ini barangkali tidak jauh bedanya dengan sistem yang dikembangkan Austria. Bagi negara Austria keamanan siber memainkan peran yang sangat penting, terutama dalam konteks pertahanan keamanan negara.
Oleh karena begitu pentingnya, maka Austrian Cyber Security Challenge (ACSC) menyediakan kegiatan kompetisi kepada pada siswa dan bahkan menawarkan program kuliah di Universitas dengan mata kuliah "kepemimpinan teknologi informasi dan komunikasi militer', sebagaimana ditegaskan oleh Menteri Pertahanan Austria, Klaudia Tanner. (bdk. Von ots.at).
Ternyata perhatian Austria ini disambut baik oleh hampir semua negara di Eropa, tidak heran Jerman dan Swiss sudah menjadi anggotanya dalam satu kompetisi European Cyber Security Challenge (ECSC) sejak tahun 2015.Â
Nah, ini hanya sebagai rujukan kepada referensi kita, jika negara-negara di Eropa menempatkan cyber security sebagai hal yang sangat penting bagi keamanan negara mereka, maka seperti apa persiapan dan rencana kita?
Wajah era persaingan baru saat ini, tentu tidak bisa dipisahkan dari kemajuan teknologi dengan cyber security-nya. Barangkali konteks era persaingan baru terhubung secara langsung dengan Metaverse.
Teknologi digital tidak bisa lagi hanya dipakai sebagai sarana komunikasi masyarakat, tetapi lebih dari itu memang harus dikembangkan untuk keamanan dan pertahanan negara kita.
Peluang dan tantangan terkait era persaingan dan industri pertahanan
Indonesia sebenarnya bukanlah negara yang kekurangan orang pintar. Orang pintar di negeri ini sangat banyak, cuma kepintaran sebagian orang itu tidak diarahkan kepada kebenaran dan kebaikan.
Sebagai akibatnya, kecerdasan itu tidak dipakai untuk kehidupan yang aman damai. Bahkan sebaliknya, orang yang punya kemampuannya tinggi sering menjadi anti terhadap kebebasan, keamanan, kemanusiaan dan lain sebagainya.
Saya akhirnya ingat lagi keponakan saya alm yang baru Sekolah Dasar saat itu. Ketika terjadi aksi penangkapan teroris yang melakukan aksi bom bunuh diri, ia menonton di TV tentang itu.
Selanjutnya ia bertanya pada ayahnya, tetapi ungkapan pertanyaan waktu itu lebih sebagai protesnya. Katanya, "kenapa mereka ditembak, mereka sebenarnya orang yang cerdas dan pintar, mereka bisa membuat senjata dan lain sebagainya."