Ibarat seperti biji kuwu, tidak akan bisa dipakai sebagai bahan makanan, jika tidak pernah dibersihkan dengan abu atau jika tidak membiarkan diri dibersihkan dengan abu.
Abu kesadaran manusia itu penting untuk melihat hubungan sebab akibat dalam hidup ini.Â
Pada prinsipnya, berjuang untuk menjadi bersih sehingga layak dinikmati dan berguna bagi orang lain akan jauh lebih penting daripada menjadi abu yang terbang tidak teratur lalu mengotori semua yang lainnya.
Demikian, ulasan kecil tentang tumbuhan kuwu yang hidup di Ende, Flores dan bijinya bisa dimakan dengan cita rasa manis serta gurih. Cerita dan kenyataan kuwu dalam konfrontasi dengan kenyataan bangsa saat ini akhirnya merujuk pada spiritualitas kehidupan bersama sebagai bangsa.Â
Ya, sebuah usaha untuk mengaktualkan pesan hening dari tumbuhan liar di hutan Flores ke dalam kerangka hubungan manusia dan tumbuhan, bumi dan alam semesta ini dengan aksen pesan dan makna yang menjadikan lebih ramah pada sesamanya, pada bumi dan alam sekitarnya.Â
Saatnya karya ciptaan berbicara dalam sepi mengajarkan manusia tentang hidup dalam damai, saling mengikat hubungan yang harmonis, bertumbuh dan berbuah yang baik bagi dunia dan manusia.
Salam berbagi, ino 8.03.2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H