Oleh karena ada kegiatan bersama yang mengharuskan saya meninggalkan kamar, maka rasa hati saya semakin gelisah. Pikiran buruk mulai merasuk pikiran saya.
Saya semakin cemas kalau pintu kamar tidak dikunci sementara di rumah masih ada seorang tamu yang belum lama ada di samping kamar saya. Rasa curiga semakin meningkat bersama dengan rasa takut yang sudah ada. Saya menjadi begitu takut, karena pengadaan kunci baru itu sangat mahal di Jerman, apalagi ada 5 kunci berbeda.
Membuat sistem pengaman
Oleh karena rasa takut dan cemas itu, maka saya membuat sistem pengaman dalam kamar, saya tinggalkan HP tidak di atas meja, tetapi di dalam selimut dengan posisi rekaman suara sedang online. Komputer dimatikan, biar kalau ada yang masuk ke kamar, dia tidak bisa membukanya karena ada system scan jari.
Meskipun begitu, saya masih juga tidak aman, oleh karena saya keluar dari kamar dan menggeserkan keset di depan kamar dengan kemiringan tertentu yang sudah saya hitung, jika ada yang masuk, maka akan ada pergeseran.
Perubahan sedikit saja, bagi saya itu sudah menjadi petunjuk bahwa ada yang masuk ke kamar. Strategi yang memberikan kepastian dan rasa aman saya bangun dalam sekejap.
Di dalam kamar, saya letakan beberapa kertas dengan titik-titik arah yang sudah saya hitung, untuk melihat apakah ada perubahan atau tidak sama sekali. Setelah setengah jam, saya kembali, terlihat sama sekali tidak ada pergeseran, sementara tamunya juga belum pulang.
Hati saya kembali teduh dan lega. Meskipun begitu, pikiran saya masih saja kemana-mana, bahkan terlihat sekali rasa takut dan berbagai macam kecurigaan terjadi pada saat kehilangan kunci itu.
Makan malam pun tiba, saya terus terang mengatakan kepada teman-teman saya bahwa kunci kamar saya sudah hilang. Ada yang bertanya hilang dimana dan lain sebagainya.
Ya, namanya hilang, bagaimana saya tahu. Saya bercerita kembali semua aktivitas saya sepanjang hari ini. Kemudian seorang teman, meneguhkan saya katanya, "Na ya, kalau begitu, pasti kunci itu ada di dalam rumah. Coba periksa kembali di saku celana, Jaket dan tas mu."
Saya mengatakan kepadanya, "semuanya saya sudah periksa, namun saya tidak menemukan kunci itu." Seorang teman lain mengatakan, "Ja, du bist nicht mehr jung" atau "ya kamu tidak muda lagi."