Namun, seharusnya perusahaan tidak hanya berorientasi bertahan dan menunggu semuanya kembali normal. Perusahaan harus fokus bagaimana tumbuh dan berkembang lebih pesat dalam pandemi COVID-19. Contohnya adalah perusahaan kosmetik Lin Qingxuan dan Alibaba.
Perusahaan kosmetik Lin Qingxuan terpaksa menutup 40% tokonya karena COVID-19. Perusahaan ini mempekerjakan kembali lebih dari 100 penasihat kecantikan dari toko-tokonya untuk menjadi influencer online yang memanfaatkan teknologi digital, seperti WeChat, untuk melibatkan pelanggan secara virtual dan mendorong penjualan online.
Mereka berhasil, penjualannya di Wuhan mencapai pertumbuhan 200% dibandingkan dengan penjualan tahun sebelumnya. Kesuksesan ditengah krisis juga pernah dialami alibaba ketika terjadi epidemi SARS. Pecahnya SARS adalah momen penting yang menempatkan Alibaba sebagai raksasa e-commerce senilai 470 miliar USD.
Dari kedua perusahaan itu kita bisa belajar, bagaimana mereka bukan hanya berorientasi bertahan, tapi berfokus untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat. Memitigasi risiko memang sangat penting, namun perusahaan harus segera bersiap pada fase selanjutnya. Tumbuh lebih cepat dan berdampak lebih luas.
Saya yakin, industri yang sustainable adalah yang sangat terbuka dengan berbagai perubahan yang ada. Cepat dan tegas dalam bergerak adalah kunci kemenangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H