Banyak orang, al. mantan Ketua RW di lingkungan rumah, mengatakan bahwa rumah saya itu pengap, gelap, dll. Saya lagi-lagi tidak pernah berpikir ke hal-hal gaib.
Setelah kejadian tuyul yang menyerang anak saya, Oneng dan Minah barulah saya memahami ‘skenario’ untuk mencelakai saya dan anak saya yang mereka jadikan sebagai tumbal agar pesugihan mereka terus langgeng.
Belakangan, tuyul dan setan yang ‘diindekoskan’ di rumah ditangkap oleh Pak Dadang, salah satu yang membantu saya
[Baca juga: Serial Santet #19 | Setan dan Tuyul "Diindekoskan" di Rumah]
Tentu saja cerita saya ini akan dianggap oleh banyak orang sebagai kebodohan. Tapi, biarlah. Saya hanya berserah diri kepada YMK.
Orang boleh mengejek, menghina dan mencibir karena mereka tidak pernah merasakan betapa sakit jika jadi korban santet.
[Baca juga: Serial Santet #17 | Derita Lahir Batin Korban Santet]
Saya yakin orang-orang yang menghina, mencibir dan mengejek korban santet akan merasakan penderitaan yang lebih berat dari saya: moral dan materi hancur berantakan.
Semoga orang-orang yang mencibir, mengejek dan menghina saya dibalas-Nya dengan kebaikan untuk diri saya dan anak saya serta bagi Oneng dan Minah (mereka tidak ikut saya lagi). ***[Syaiful W. Harahap]***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H