Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Serial Santet #20 | (Serangan) Tuyul di Siang Bolong

2 Januari 2014   19:39 Diperbarui: 15 Juni 2018   09:54 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata mereka bertiga sudah dirasuki tuyul. Sasaran utama saya, tapi anak-anak itu jadi sasaran antara.

Setelah ditangai Pak Misbah anak-anak bisa tidur pulas. Pagi hari kami kembali ke Jakarta. Anak saya tidak bisa bersekolah hari itu.

Persoalan baru muncul karena alasan ke Banten untuk ‘berobat’ tidak diterima sekolah. Absen.

Tuyul-tuyul itu sengaja ditempatkan di rumah sebagai ‘terminal’ yang dijadikan orang memelihara pesugihan berupa ‘buto ijo’ dan ‘nyupang’

[Baca juga: Serial Santet #15 | Astaga, Kok Ada Monyet di Tempat Tidur.…]

Hal itu sudah lama yaitu sejak ada ‘ustad’ yang dibawa keluarga orang rumah dari Kota “S” di Jabar. Disebutkan Pak Ustad itu akan memasang pagar. Karena dipasang oleh ustad saya tidak menaruh curiga.

Tapi, setelah saya ‘berobat’ ke beberapa orang pintar di Banten, Tasikmalaya dan Banjar barulah saya paham bahwa ‘pagar’ yang dimaksud Pak Ustad itu adalah benda-benda terkait dengan santet.

Salah satu dari ‘pagar’ saya bongkar (1996). Dibalut dengan kain putih (ini adaah kain kafan mayat yang mati bunuh diri) berisi gabah, telur ayam, paku, beling, rambut, dll.). Bersamaan dengan itu diinapkan pula tiga tuyul di rumah (dua laki-laki dan satu perempuan).

Semula saya tidak mempesoalkan ‘pagar’ itu karena saya tidak pernah berpikir terkait dengan santet.

Tapi, setelah berobat ke orang pintar baru saya paham tentang arti dari ‘pagar’ itu yang ternyata merupakan terminal untuk memasukkan benda-benda ke badan saya dan anak saya.

Selain membawa penyakit, membuat hawa panas di rumah, tuyul-tuyul itu pun menjadi perantara untuk mencuri uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun