Mohon tunggu...
Indrawan setiadi
Indrawan setiadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasi Timbel

25 November 2023   06:38 Diperbarui: 25 November 2023   06:49 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau gitu ya ngobrol lagi lah,"

"Gua udah coba, sekarang ini gua ada di titik dimana gua udah ngerasa cape, lo ngerti kan?"

Saat itu Weli tidak melanjutkan pembicaraan, dia diam. Tapi pikirannya bepergian kesana kemari. 

Weli mencoba mengejawantahkan apa yang saat ini sedang dirasakan sahabatnya, sehingga tidak salah bicara.

Weli paham betul sahabatnya itu sedang kalut, meski mulanya tidak mau menunjukan kekalutannya, namun semenjak Siska membunyikan soal hubungan dengan suaminya yang sedang tidak baik-baik saja, kekalutan itu nampak jelas terlihat.

Kini situasi berubah menjadi serba salah, Siska diam. tipis-tipis air matanya jatuh. Melihat itu Weli semakin tidak menentu.

"Dih, ko nangis?" refleks saja Weli bilang begitu, melihat air mata Siska jatuh.

Saat itu, mereka berdua nyaris saja sampai ke kantor, tapi Weli membelokan mobil ke arah toko modern.

Tidak ada yang akan di beli, pikirannya saat itu hanya berusaha membuat Siska berhenti menangis dulu.

Agar saat sampai di kantor tidak dalam keadaan yang kacau, untuk soal ini, Weli memang pengertian juga perhatian.

Namun bukannya berhenti menangis,  Siska malah semakin menangis, sejadi-jadinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun