Apakah ini memang menunjukkan kecerdasan memikirkan sesuatu masalah? Â
Kebayang, menjadi pak Jokowi pasti pusing kepala kalau harus menyanggah argumen di atas.
Pak Jokowi, Tolong Tetaplah Pegang Kemudi Â
Bagaimana rasanya, jika menjadi nahkoda tapi arah pilihan kompas-nya dihujat oleh para awak dan penumpang kapal?
Sejumlah kebijakan Jokowi, memang nyeleneh (out of the box) dan tidak popular.
Tol Jawa, Trans Sumatera, Trans Kalimantan, tol laut, jalan perbatasan, pelabuhan, bandara, kebijakan BBM 1 harga, tax amnesti, omnibus law UU Cipta Kerja, destinasi wisata Bali Baru, merangkul lawan politiknya yaitu Prabowo dan Sandiaga Uno masuk kabinet, dsb.
Terbukti belum ada satu pun yang proyek yang mangkrak karena salah urus.
Saya berdoa, semoga pak Jokowi tak kehilangan kemudi, meski pun sebagai nahkoda bangsa, kebijakannya sekali lagi kali ini amat keras ditentang.
Bagaimana ya, menyampaikan bahwa membangun ibukota baru adalah sesuatu keniscayaan, yang entah sekarang ataupun di waktu mendatang, pasti akan dilakukan, sebab menjadi kebutuhan bagi Indonesia yang begini luas untuk membangun keseimbangan baru, paradigm pembangunan baru bagi  negeri yang begitu luas, yang bukan cuma Jawa apalagi Jakarta.
Mustahil kalau orang-orang pintar pengkritik (yang kebanyakan warga Jakarta, ya kan?) belum pernah berkunjung ke tempat lain di pulau-pulau lain di Indonesia, entah berwisata, mengunjungi keluarga, atau tugas pekerjaan. Apakah mereka tidak melihat kemiskinan dan ketimpangan ekonomi yang begitu besar, antara Jakarta dan daerah?