Mohon tunggu...
Asep Indra Niagara
Asep Indra Niagara Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMK Negeri 1 Talaga

Guru yang punya hobi belajar dan nonton

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.1

12 November 2022   20:15 Diperbarui: 19 November 2022   09:39 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koneksi Antar Materi Modul 2.1

Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

 

Asep Indra Niagara 

CGP Angkatan 6 - SMK Negeri 1 Talaga 

Kabupaten Majalengka

 

"Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin."

(Ki Hadjar Dewantara)

PENDAHULUAN

Sebagai pendidik, tentu menyadari bahwa setiap murid adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap murid untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, murid-murid tersebut merasa selamat dan bahagia. 

Setiap murid yang duduk di kelas kita adalah individu yang unik dan ini  seharusnya menjadi dasar dari praktik-praktik pembelajaran yang kita lakukan di kelas dan di sekolah, serta menjadi kerangka acuan saat mengevaluasi praktik-praktik pembelajaran kita.

Melihat betapa luas keberagaman murid-murid kita, maka sebagai guru, kita perlu berpikir bagaimana caranya kita dapat menyediakan layanan pendidikan yang memungkinkan semua murid mempunyai kesempatan dan pilihan untuk mengakses apa yang kita ajarkan secara efektif sesuai dengan kebutuhan mereka.

Fakta bahwa murid-murid kita memiliki karakteristik yang beragam, dengan keunikan, kekuatan dan kebutuhan belajar yang berbeda, tentunya perlu direspon dengan tepat. 

Jika tidak, maka tentunya akan terjadi kesenjangan belajar (learning gap), dimana pencapaian yang ditunjukkan murid tidak sesuai dengan potensi pencapaian yang seharusnya dapat ditunjukkan oleh murid tersebut. Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid-murid yang beragam ini adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.

Kesimpulan

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

1. Tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas

Guru harus paham capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran agar dapat menentukan bagaimana ia dapat membantu murid-muridnya untuk mencapainya. Dalam hal ini bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran namun juga muridnya.

2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya

Ki Hadjar Dewantara menganalogikan guru seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. 

Inti dari Pembelajaran Berdiferensiasi adalah sejauh mana guru dapat memahami kebutuhan belajar murid-muridnya yang beragam. Bagaimana seorang duru dalam menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek. Yaitu :

a) Kesiapan belajar (readiness) murid

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Mendiferensiasi pembelajaran berdasarkan tingkat kesiapan belajar murid mengharuskan guru untuk menilai pengetahuan awal dan menentukan apa yang telah murid ketahui dan di mana murid berada (Tomlinson, 2001).

Dalam melakukan identifikasi atau pemetaan kebutuhan belajar murid dari aspek kesiapan belajar murid alat yang disebut Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (Tomlinson, 2001).

b) Minat murid

Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk "terlibat aktif" dalam proses pembelajaran (Tomlinson, 2001).

Tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Cocokkan

            Minat memungkinkan guru mengaitkan murid dan membuat murid "terlibat" dalam pembelajaran

  • Koneksikan

            Minat membantu mengkoneksikan materi pembelajaran dalam kehidupan pribadi murid

  •  Jembatani

            Minat menjembatani apa yang telah murid ketahui dengan pengetahuan yang baru

  •  Memotivasi

            Minat memungkinkan tumbuhnya motivasi murid untuk belajar

Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru didalam kelas untuk menarik minat murid diantaranya adalah:

  • menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb),
  • menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid,
  • mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid,
  • menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning).

c) Profil belajar murid

Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu dapat belajar dengan cara yang paling baik. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien.

Beberapa faktor yang mempengaruhi profil belajar murid diantaranya:

  • Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur, dsb.

           Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb.

  • Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
  • Preferensi gaya belajar.

           1) Visual : belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan,                      peta, graphic organizer);

           2) Auditory : belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan                            pendapat  saat berdiskusi, mendengarkan musik);

           3) Kinestetik : belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).

  • Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences):

           Delapan kecerdasan berbeda yang mencerminkan berbagai cara dalam berinteraksi yaitu : visual-spasial, musical, bodily-                          kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic- matematika.

3. Menciptakan lingkungan belajar yang "mengundang' murid untuk belajar

    Dapat dilakukan dengan 3 strategi pembelajaran diferensiasi yaitu :

    a)  Diferensiasi Konten.

          Konten adalah  materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum. Diferensiasi              Konten dapat dilakukan dengan:

  • Menyiapkan materi yang akan diajarkan dalam beragam format: buku, poster, video, audio, dsb.
  • Memberikan teks yang lebih mudah untuk dibaca kepada siswa yang memang masih mengalami kesulitan memahami konsep.
  • Memecah materi yang banyak menjadi bagian-bagian kecil sehingga lebih mudah dipahami oleh murid yang masih kesulitan.
  • Membuat kosakata kunci dan definisinya.
  • Memberikan teks bacaan dengan beragam topik.

    b)  Diferensiasi Proses

          Proses adalah kegiatan yang memungkinkan murid berlatih dan memahami atau memaknai konten. Diferensiasi Proses dapat                  dilakukan dengan:

  • Memberikan pendampingan atau tingkat dukungan yang berbeda bagi murid.Misalnya, siswa sangat mampu dapat bekerja hanya dengan pertanyaan pemandu, murid yang cukup mampu dapat bekerja hanya dengan diberikan contoh dan dapat melanjutkan bekerja mandiri, sedangkan untuk murid yang masih kesulitan dapat dibantu secara intensif
  • Membuat kelompok belajar tambahan untuk mengajarkan kembali konten dengan cara yang baru atau lebih terbimbing bagi murid yang mengalami kesulitan.
  • Memberikan kesempatan kepada murid untuk memilih apakah ia ingin membaca materi secara individu atau secara kelompok.
  • Memberikan pilihan berdasarkan minat. Misal saat pelajaran sejarah murid diminta untuk menceritakan sosok pahlawan, murid bebas menentukan pahlawan yang ingin mereka eksplorasi.
  • Memberikan pilihan murid mau bekerja sambil berdiri atau duduk. dll

       c) Diferensiasi Produk

            Produk adalah bukti yang menunjukkan apa yang telah murid pahami. Diferensiasi Produk dapat dilakukan dengan:

  • Murid yang memerlukan bimbingan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai konten inti materi, yang cukup mahir dapat membuat presentasi yang menjelaskan penyelesaian masalah sederhana, dan bagi peserta yang sangat mahir dapat membuat sebuah inovasi atau menelaah permasalahan yang lebih kompleks.
  • Memberikan pilihan kepada murid  untuk memilih dalam menunjukkan pemahaman; lewat tulisan, lewat diagram, demonstrasi, lewat gambar, video dsb

4) Manajemen kelas yang efektif.

      Proses belajar dapat berjalan maksimal ketika guru menerapkan  manajemen kelas yang efektif karena manajemen kelas yang       efektif sangat menentukan kualitas kegiatan belajar mengajar. Ketika kualitas belajar dan mengajar baik, maka tujuan                 pembelajaran juga akan tercapai dengan baik. Itulah mengapa seorang guru harus memiliki kemampuan manajemen kelas yang             efektif. Manajemen kelas dapat dimulai dengan membuat dan menyepakati keyakinan kelas bersama-sama

5) Penilaian berkelanjutan

Praktik pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada penilaian. Penilaian formatif memungkinkan guru untuk mengenal murid mereka dengan lebih baik, oleh karena itu, mereka dapat membuat keputusan terbaik demi menantang murid dengan tepat dan melibatkan murid dalam pembelajaran.

Dalam penerapannya dikelas kita dapat melakukan penilaian dengan cara:

  • Assessment for learning - Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berfungsi sebagai penilaian formatif. Sering disebut sebagai penilaian yang berkelanjutan (on-going assessment)
  • Assessment of learning - Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Berfungsi sebagai penilaian sumatif
  • Assessment as learning - Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan muridmurid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat berfungsi sebagai penilaian formatif.

Jelaskan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal?

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa kebutuhan belajar murid dapat dikategorikan menjadi 3 aspek yaitu : kesiapan belajar murid, minat murid dan profil belajar murid. Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal maka Guru harus dapat menerapkan 3 strategi pembelajaran berdiferensiasi :

1. Diferensiasi Konten

    Diferensiasi konten dapat dilakukan berdasarkan minat murid, sebagai contoh saat belajar tentang teks narasi guru dapat menyediakan berbagai teks dengan topik hal-hal yang disukai murid. Sedangkan untuk diferensiasi konten berdasarkan profil belajar, dapat dilakukan dengan cara memastikan bahwa murid kita dapat mengakses materi ajar tersebut sesuai dengan gaya belajarnya

2. Diferensiasi Proses

     Diferensiasi Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami/memaknai materi yang dipelajari. Ada banyak cara dalam melakukan diferensiasi proses diantaranya : a) Kegiatan berjenjang, b) Pertanyaan pemandu atau tantangan, c) Membuat agenda individual, d) Memvariasikan lama waktu, e) Mengembangkan kegiatan bervariasi, f) Menggunakan pengelompokan yang fleksibel.

3. Diferensiasi Produk

     Memberikan pilihan kepada murid dalam mengekspresikan hasil pekerjaan/unjuk kerja yang harus ditunjukkan oleh murid kepada guru sesuai dengan minat dan profil belajarnya.

Bagaimana kaitan antara materi pembelajaran berdiferensiasi dengan filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak dan budaya positif?

Menurut pemikiran Ki Hadjar Dewantara, pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. 

Setiap anak mempunyai kodrat dan juga potensi yang berbeda satu dengan yang lainnya, tugas guru adalah menuntun anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Oleh karena itu pembelajaran yang dilakukan harus dapat mengakomodir segala perbedaan/keberagaman dan juga memerdekakan murid untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam belajar sesuai kodrat dan kemampuan mereka.

Dalam proses pembelajarannya guru harus mampu memahami dan memetakan kebutuhan belajar dari setiap individu murid nya yang beragam. Dengan memahami bahwa setiap murid memiliki karakteristik dan keberagaman serta kebutuhan belajar yang berbeda-beda maka guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran berdiferensiasi yang dapat mengakomodir keberagaman tersebut. 

Sehingga dapat dikaitkan bahwa pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah dasar dari penerapan pembelajaran berdiferensiasi.

Seorang guru penggerak yang mempunyai nilai berpihak pada murid, mandiri dan juga  inovatif tentu akan mampu mengembangkan suatu pembelajaran berdiferensiasi yang dapat mengakomodir keberagaman kebutuhan belajar murid sehingga dapat menjalankan perannya sebagai guru penggerak yaitu sebagai pemimpin pembelajaran serta mewujudkan kepemimpinan murid. 

Dengan terpenuhinya kebutuhan belajar murid maka akan memunculkan motivasi dan menciptakan lingkungan yang "mengundang" murid untuk belajar. Lingkungan yang seperti ini akan menciptakan suatu budaya positif di sekolah, sehingga Visi sekolah yang menginginkan murid-muridnya memiliki profil pelajar Pancasila akan terwujud.  

Penulis : Asep Indra Niagara

Guru SMK Negeri 1 Talaga

CGP Angkatan 6 Kab. Majalengka, Prov. Jawa Barat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun