Mohon tunggu...
indra mufarendra
indra mufarendra Mohon Tunggu... Ilustrator - bapak rumah tangga, mantan wartawan, penulis lepas, ilustrator

Hai, salam kenal! Nama saya Indra Mufarendra, saya pernah lumayan lama menjadi wartawan, saat ini bekerja sebagai ilustrator/kartunis lepas di sebuah media.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sengketa Laut China Selatan: Saatnya Indonesia Mengambil Peran

1 Juni 2024   00:37 Diperbarui: 1 Juni 2024   00:37 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertempuran Karang Johnson Selatan dan pertempuran-pertempuran lain yang skalanya lebih kecil menimbulkan satu pertanyaan besar: apa istimewanya Laut China Selatan? Mengapa banyak negara mati-matian memperebutkannya? Bahkan, konflik juga turut menyedot negara adidaya lainnya, Amerika Serikat.

 

Pertama, Laut China Selatan merupakan salah satu jalur perdagangan penting di dunia. Sepanjang 2023 saja, tercatat ada 10 miliar barel minyak dunia dan 6,7 triliun kaki kubik Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair yang terdistribusi melalui Laut China Selatan.

Kedua, Laut China Selatan diperebutkan karena memiliki potensi alam yang luar biasa. Seperti dilansir US Energy Information Administration, cadangan minyak di Laut China Selatan diperkirakan mencapai lebih dari 3,6 miliar barrel. Sementara LNG-nya diperkirakan lebih dari 40 triliun kaki kubik.

 

Jangan lupa, Laut China Selatan menjadi kawasan dengan ikan yang melimpah dengan produksi lebih dari 13 juta ton per tahun. Itu setara dengan tingkat konsumsi gabungan negara Uni Eropa.

 

Bara di Natuna

 

Seperti disinggung di atas, Indonesia juga turut tersedot ke dalam pusaran sengketa Laut China Selatan. Konfliknya memang tidak sampai seserius apa yang terjadi di Spratly, tapi sekecil apapun itu tetap harus dianggap sebagai masalah serius.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun