Wajahnya yang putih bersih dengan mata cenderung sipit sudah bisa ditebak jika si pemilik keturunan Chinese.Â
Cici sadar jika karyawannya mulai kewalahan menghadapi karakter pembeli seperti ini. Ia pun berdiri dari tempat duduk dan menghampiri kami bertiga. Entah kenapa saya justru menjadi canggung ada diantara kondisi ini.Â
"Gimana bu, ada yang bisa dibantu" Pemilik toko datang mendekat
Aroma parfum cukup tercium khas saat si pemilik datang
"Saya ambil 2 kemeja, kasih lah ci 80 ribu"
"Kemeja yang mana? " Si pemilik toko bertanya pada karyawannya
Ditunjukannya lah kemeja putih dan kotak-kotak.Â
"Saya kasih harga spesial buat ibu. Tapi jangan kasih tahu pembeli lain ya bu? "
Cici itu menunjukkan harga dari kalkulatornya. Entah berapa harga spesial yang dikasih. Kalkulatornya tertutup tangan si cici seakan takut dilihat olehku. Muncul juga rasa penasaran namun tidak etis rasanya jika saya terlalu ingin tahu.Â
"Masih mahal lah ci" Di toko sana saja masih murah. 80 ribu saya ambil, kalo gak saya ke toko lain aja
Wuaduh walau hanya menguping. Aku paham benar jurus jitu pura-pura pergi cek ke toko lain. Berharap akan ditahan atau setidaknya di panggil dan diberikan harga sesuai permintaan pembeli.Â