"Kenapa? " Randi masih bertanya heran
"Nanti kami ceritakan. Segera kita bangunkan juga Ayu" Saras menimpali
Kami bertiga berlari menuju kamar Ayu. Sesampainya, Saras mencipratkan kembali air tirta itu ke wajah Ayu agar tersadar. Setelah tersadar, Kami berempat lalu segera mengemasi barang. Tidak cukup waktu ku jelaskan apa yang barusan terjadi antara aku dan Saras.Â
Aku hanya berpikir, kami harus segera pergi. Saya sudah terlanjur ketakutan melihat hal gaib di depan mata.Â
*** Teror Leak Menemani Kepergian Kami ***
Mobil sedan yang terparkir di depan Villa segera ku hidupkan. Entah kenapa aku ingat jam itu menunjukan pukul 04.12 WITA. Waktu yang terbilang subuh untuk menyalakan mesin kendaraan.Â
Satu persatu barang kami kemas dan taruh dalam mobil. Kami seakan diburu waktu, ada rasa yang tidak biasa. Aku merasa ada mata yang mengintai namun entah dari mana asalnya. Aku hanya fokus, kami harus pergi subuh ini, titik.Â
"Aku yang menyetir ya!" Pintaku saat itu dan yang lain setuju.Â
Jam menunjukan waktu 04.30 WITA ketika kami mulai meninggalkan Villa Dewa menuju Tabanan, kediaman Saras.Â
Suasana masih terasa mencekam. Saras menceritakan apa yang ia dan aku alami semalam. Randi dan Ayu hanya bisa mendengar dengan rasa takut yang sama seperti aku rasakan.Â
Aku juga baru tahu bahwa pecahnya gelas minuman saat kami mengobrol di Villa bukan hal biasa.Â