Dengan bijaknya Pak Syaiful memulai keputusan.
“Pak Indra, anak ini bisa kita bantu, dengan kenaikan bersyarat selama dua bulan di kelas tiga. Jika ia tidak mengubah tingkah lakunya, maka kami tidak bisa mempertahankannya. Adil kan?
“Tapi Pak,” Pak Ijal menyela, “Saya dulu juga pernah brokenhome. Tapi saya tidak pernah membawa-bawanya ke sekolah.”
“Jangan samakan kita para guru dengan siswa!” Bentak Pak Syaiful tercampur senyum. Inilah kelebihan kepala sekolah, ia masih bisa tersenyum meski marah, “Kalau tidak mau mengajar, jangan jadi guru!” lanjutnya. “Pak Ardi?”
“Saya Pak?”
“Bapak siap tanggung jawab atas anak ini?”
“Siap Pak.”
“Karena kalau kata Bapak-bapak ini, si Ari itu tidak bisa menghormati dan menghargai mereka ini. Bertemu di jalan pun si Ari itu tidak menyapa mereka.”
“Lagi pula Pak,” potong Pak Ijal, “Tahun lalu si Ari itu juga naik bersyarat.”
“Ah, masak Pak?” Tanya Ardi.
“Iya.”