"Siap, Kanda! Saya terima dan bakal buktikan itu!" kata saya.
Dan BENAR. Bungker di Bonjol itu yang menyelamatkan saya.
Nudirman Munir meraih 31.418.
Indra J Piliang meraih 26.599.
Djasri Marin meraih 26.362.
~~ silakan tanya Benny Utama, Ibrani SH atau Djasri Marin, plus bumbu "permainan ilmu intelijen" antara saya dengan Kanda Djasri Marin itu ~
Juga klaim kemenangan PDIP di Padang Pariaman. Anggota DPRD satu-satunya dari PDIP pun paman saya, Yusri Piliang, mantan Kepala Dinas Pertanian, sosok yang jauh lebih didukung rumpun keluarga kami, ketimbang adik saya sendiri Yunas Setiawan yang maju lewat Partai Golkar dalam pemilu 2019 lalu.
 Waktu anak Mak Yusri menikah dua tahun lalu, saya datang sebagai saksi pernikahan, berdua dengan Datuk Damsuar Koto, Ketua DPC PDIP Padang Pariaman yang mantan Ketua DPD MKGR Kab Padang Pariaman ketika saya masih Deputi Sekjen DPP MKGR.  Damsuar waktu itu masih Wakil Bupati Padang Pariaman. Kedekatan saya dengan Alex Lukman juga yang membuat Datuk Damsuar dan Mamanda Yusri dengan "elok" berlabuh di PDIP.Â
Seminggu sebelum KPK membuat berita heboh 10 termiskin dan 10 terkaya itu, Mak Yusri menelepon saya.
"Bilo si In pulang? Agiah kaba yo. Ambo jo Datuak Damsuar lah taragak," begitu omongan singkat kami di telepon.
Suhatri Bur yang terpilih jadi Bupati adalah Ketua DPD Partai Amanat Nasional Kab Padang Pariaman. Rahmang masih menjadi Kepala Dinas Pendidikan Kab Padang Pariaman, ketika mereka berdua datang ke markas Sangga Nusantara pada 17 Juli 2020 lalu. Mereka berdualah yang saya terima berjam-jam. Saya sempat juga menemani Suhatri Bur berjalan di jembatan penyeberangan Jalan Matraman Raya, dalam posisi candid camera. Siapa yang motret? Saya sebut saja, Hendri Gusvira, Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar Padang Pariaman.Â