"Siti, udah dua kali ganti pacar. Abang ga nongol-nongol sih" lanjutnya.
Jerry tersenyum kecut, mendengar sambutan dari Siti. Meskipun sakit di telinga, Ia pasrah saja. Niatnya, malam ini hanya bersenang-senang dengan Siti. Diapun berkata, "Neng, sebagai permintaan maaf. Malam ini, kita makan di restoran."
Siti tak percaya. Sejak Jerry ketahuan berbohong, mengaku-ngaku rumah Haji Toyib sebagai rumahnya. Siti akhirnya mengetahui, Jerry hanyalah pengangguran. Bahkan terakhir kali mereka berkencan, uang Siti dipinjam dan tak pernah kembali.
"Abang, emang punya duit?" Tanya Siti, memastikan.
"Tenang, Neng. Aman itu." Jawab Jerry.
Siti kembali bertanya, "lah, motor Abang kemana?"Â
"Lagi di bengkel, pake motor Neng aja ya." Jawab Jerry dengan cekatan. Padahal dia tahu, motornya sudah ditarik leasing. Di jalanan seminggu yang lalu.
Dengan berat hati, Siti akhirnya mau diajak makan di restoran. Tak jauh dari Margo City-Depok. Berharap Jerry benar-benar punya uang, minimal bisa membayar makanan dan tak bersiasat meminjam uangnya lagi.
Bagi Siti, Jerry adalah lelaki ganteng dan penurut. Meski berulang kali berbohong dan bila meminjam uang, tak pernah balik.Â
Namun malam itu, sepertinya Siti harus tega pada Jerry. Penyebabnya tak lain dan tak bukan, adanya WhatsApp Chat dari mantan pacar Siti yang lebih ganteng dari Jerry. Yang pasti, dia lebih berduit dari lelaki yang tengah makan bersamanya malam ini.
Belum habis makanan yang dipesan, Jerry meminta ijin pada Siti untuk pergi ke kamar kecil. Menuntaskan hajat, yang tertahan sepanjang jalan.