"Bengkel sedang membutuhkan tenaga marketing, dan kau boleh masuk besok pagi juga!" Jawabnya mantap.
"Jangan bertanya soal gaji, aku tahu kau baru berhenti dari perusahaan bajingan itu!" Lanjutnya.
"Buatku sekarang yang penting untuk bertahan, kawan!" Ucapku gembira.
Semalam suntuk kami mengobrol ngalor ngidul, empat gelas kopi dan sepiring goreng pisang sudah dihabiskan.
"Sampai bertemu di bengkel, Alfian," ucap Tarno, seraya beranjak pamit malam itu.
Hari pertama bekerja di bengkel, sebuah bengkel sekaligus showroom mobil bekas didaerah Cengkareng yang sudah punya nama.
Cukup keren untuk kembali menuliskan namaku dalam kartu nama berlogo bengkel ini, pikirku.
"Langsung kerja saja ya, kemarin semua karyawan sudah di briefing mau ada koordinator sales baru," Ucap Tarno.
Ia tak membawaku berkeliling, hanya mengarahkan langkahku ke sebuah meja kerja disudut ruangan.
"Disini, kamu panggil aku Pak Tarno," lanjutnya sambil tersenyum.
"Iya, Pak Tarno," jawabku kaku.