![[Cerpen] Cangkriman](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2024/09/22/1536739690-66ef5550c925c40fb5324952.jpg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
![[Cerpen] Di Antara Cinta dan Kebencian](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2024/09/23/pancasila-newnaratif-come1530422929716-66f0a51934777c208f190ae2.jpg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
![[Cerpen] Pohon Hayat](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2024/09/23/pohon-hayatpngwing-66f10fc934777c286b0d8b92.jpeg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
Saat semuanya telah hidup dalam damai dan saling menghormati, dari jauh terlihat seorang manusia berpakaian putih dengan sapu ditangannya berjalan menuju wilayah tersebut.
****
- Semut akan "menggigit" saat diganggu dan tidak pernah menyerang mahluk lain, jika tidak dibawa pulang dan dimakan.
- Semut bisa hidup berdampingan dengan alam.
- Dalam dongeng saja, semut tidak berpikir mendirikan negara dibagian timur wilayah berdasarkan kesamaan rasial, agama dan trauma kekerasan dimasa lalu.
- Semut-semut tersebut, memperbaiki bersama kesalahan dan membuka hati untuk menerima perbedaan.
Indra Rahadian, 11 Oktober 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!