Rusli yang mengambil langkah berputar menjauhi kampung, sebelum berlalu meninggalkan Acung, diapun berkata, "nanti kamu akan tahu, kita ketemu jam 12 malam di leuweung sereuh."
"Siap!!" teriak Acung dari kejauhan.
Kedua orang itu pun berpisah jalan, sebelum jauh memasuki perkampungan penduduk.
**
Perlawanan terhadap sekutu dan tentara NICA terus berkecamuk di berbagai wilayah Jawa barat, pertempuran dan bentrokan kecil acap kali meletus disetiap sudut wilayah.
Tentara Nasional Indonesia dan Laskar-laskar rakyat, bahu membahu menahan laju aksi agresi militer tentara kerajaan Belanda dari segala penjuru Karawang - Bekasi.
Malam itu seperti yang sudah dijanjikan, Acung datang dengan sepucuk senapan dan dua buah pistol yang menggantung di pinggangnya, berdandan persis seperti cowboy dalam film-film Hollywood.
"Ku kira kamu tak akan datang," sambut Rusli dengan tatapan heran, melihat Acung datang dengan dandanan nyentrik.
Satu pasukan Tentara Nasional Indonesia sudah beranjak dari tempat tersebut, berjalan kearah kota secara diam-diam, sementara Acung dan Rusli berjalan menyusul dibelakang.
"Kamu pasti mau serang pos serdadu NICA di Kosambi, Mana bisa aku tolak!" Ucap Acung setengah berbisik pada Rusli.
Dini hari sebelum adzan subuh berkumandang, rentetan mortir dan senapan terdengar memecah keheningan pada sebuah pos penjagaan NICA dibatas wilayah Kosambi dan Cikampek.