Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kisah Bue Si Burung Hantu dan Pohon Beringin Tua

3 November 2020   13:40 Diperbarui: 6 November 2020   00:40 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Splendid logo maker (diedit pribadi)

Mata Bue berkaca-kaca dengan tatapan kosong dalam kegelapan, kemudian diapun berkata dengan lirih.

"Mahluk yang dapat berjalan dengan kaki, tangan dengan tubuhnya atau terbang dengan sayap dan berenang didalam air, tidak seperti pohon yang menerima nasib tertanam ditempatnya, tanpa bisa memilih untuk pergi mencari penghidupan baru." 

"Anak-anak manusia, kalian bukan pohon yang jika tidak nyaman harus tetap tinggal bukan?" Lanjutnya.

Petuah Bue si burung hantu, terdengar sendu dari dalam sangkar besar, kini Bue si burung hantu terpasung dengan rantai besi pada sebelah kakinya.

"Tunas-tunas pohon beringin akan tumbuh, semoga tak layu sebelum berkembang." Ucap bue si burung hantu mengakhiri.

Kasihan Bue....

Indra Rahadian (10/03/20)

Populasi burung hantu terancam punah oleh perburuan.

Populasi pohon beringin kian menyusut karena pembukaan lahan untuk perkebunan, industri dan pemukiman.

Pohon yang menjadi lambang pengayoman dan lambang salah satu partai di Indonesia, kini jarang dijumpai dihalaman gedung pemerintahan.

*Referensi dongeng anak sebelum tidur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun