"Hus hus geliiiii, apa lagi ini Bue," ujar beringin tua yang kembali bergoyang goyang kegelian.
Boe perlahan membuka matanya dan memutar-mutar lehernya, lalu bertanya, "kenapa lagi, hai beringin tua."
Beringin tua menjatuhkan salah satu rantingnya kebawah tepat disalah satu akarnya, kemudian berkata.
"Tikus-tikus itu merayap diantara akar-akarku, Bue."
Bue pun tak menanti lama, mangsanya sudah mendekat bahkan sebelum waktu makannya tiba.
"Yummy.. sudah ku atasi, hai beringin tua," ucap Bue yang baru saja selesai menikmati mangsanya.
"Darimana datangnya tikus-tikus itu, akankah mereka kembali, Bue?" Beringin tua bertanya dengan khawatir.
"Tak perlu risau hai beringin tua, aku sudah memangsa salah satu dari mereka," jawab Bue memenangkan beringin tua.
"Tikus-tikus itu adalah mangsa ular-ular, biasanya mereka tak sebanyak itu, namun sejak ular-ular banyak ditangkap manusia dan tak lagi punya tempat bernaung, ya tikus semakin banyak berkembang biak," lanjut Bue.
Malam sudah menjelang dan Bue yang masih lapar segera terbang mencari mangsa, meninggalkan pohon beringin tua sendiri ditengah kegelapan malam yang sepi.
Pohon beringin tua melihat jauh kearah perkampungan manusia, melihat beberapa pohon yang tumbuh rimbun diantara rumah-rumah.