Bruk!!! Sebuah benda tumpul memukul tengkuk amir, seketika robohlah tubuh amir yang sudah lemas tersebut, mencium tanah.
Sebelum pingsan, samar-samar amir melihat sesosok mahluk berlumur darah, merah pekat dengan mata menyala, mahluk itu memandangnya, seolah mengenali amir.
Mahluk itu, kemudian tanpa ragu sedikitpun, menghujamkan parang, parang milik amir yang ditinggalkan di kebun, menghujam ke arah dada pak sapto, yang sudah sekarat.
Amir pun terkulai dipinggir jalan, ditelan kegelapan malam itu, sampai tak sadar lagi, apa yang selanjutnya terjadi.
---------
Di dalam ruangan sempit dengan jendela yang dibiarkan tertutup, pagi itu, amir terduduk dibangku plastik, menatap sosok petugas berseragam coklat didepannya.
Secara seksama amir membaca, nama yang tertera diatas saku seragam tersebut, tak terbayangkan olehnya, akan mengalami proses interogasi oleh petugas, seperti yang pernah amir saksikan didalam film-film.
"Saya AKP suryono, biasa dipanggil kapten suryo". Â Ucap sosok tersebut mengenalkan diri.
"Kamu amir anak pak diro?" Melanjutkan
"Betul pak". Jawab amir lirih.
"Kamu ngerti siapa yang bunuh orang tua bernama darmo dan sapto?". Dengan nada tinggi kapten suryo bertanya.