"Sudahlah Malih, kau tak perlu kasihani aku," lirih Kakek Tua.
"Tak apa, Kek, ini sudah jadi tanggungjawab kami," tegas Malih sambil tersenyum ikhlas.
"Aku hanya ingin mati, Malih." pinta Kakek Tua.
Setelah Malih memberikan sembako kepada Kakek Tua, Malih langsung menuju kediaman Pak Ustad. Malih mengeluhkan perilaku Kakek Tua sebulan terakhir ini kepada Pak Ustad. Malih menceritakan sikap aneh Kakek Tua akhir-akhir ini, si Kakek Tua sekarang lebih murung diri di rumah sendirian dari pada mengikuti acara-acara kampung, dan ia selalu menginginkan agar ia cepat mati.
Wajar saja sikap Kakek Tua berubah, ia sudah puluhan tahun ditinggalkan keluarganya. Begitu kesepiannya Kakek Tua, hanya Malih dan pak Ustad yang sering ke gubuknya, warga kampung sudah jarang sekali mengunjungi Kakek Tua karena ia sekarang jadi pemarah. Dulu, sebelum keluarganya pergi meninggalkan Kakek Tua, Kakek Tua selalu ramah kepada orang lain, selalu mengingatkan orang untuk menjaga alam, dan selalu bersedekah. Setelah isterinya tiada, ia mewakafkan sawah 5 hektarnya untuk di jadikan sumber pangan bagi warga kampung yang membutuhkan, termasuk dirinya. Ia tidak membutuhkan harta, ia membutuhkan keluarga. Â Ia selalu merindukan isterinya.
***
 "Ayo, Ahmad, cepat injak telurnya!" ujar seorang pengantar kawinan Sri dan Ahmad. Semua orang tertawa, Sri dan Ahmad tersipu malu bahagia.
Setelah acara sawer, Ahmad menginjak endog (telur) di teras rumah, lalu Sri membersihkan kaki Ahmad dengan air yang ada dalam kendi. Lalu, Sri masuk ke dalam rumah, sedangkan Ahmad berdiri di muka pintu untuk melaksanakan upacara pintu. Upacara pintu di kampung Sanaga merupakan tanya jawab antara kedua mempelai dan masing-masing mempelai di dampingi oleh pendamping, tanya jawab ini harus dilagukan. Setelah upacara selesai, tuan rumah membagikan makanan kepada para tamu undangan. Masing-masing mendapatkan satu bakul yang isinya nasi dengan lauknya, dan juga wajit, opak, rengginang, pisang.
"Kang, Sri bahagia sekali hari ini," ucap Sri, manis kepada Ahmad.
"Iya, Sri, akang juga seneng bisa dapet restu dari abah buat nikah sama neng Sri," jawab Ahmad tak kalah manis ucapannya.
***