Mohon tunggu...
Indah Sri Wahyunitasari
Indah Sri Wahyunitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Nama: Indah Sri Wahyunitasari NIM: 43222010105 Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen Pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2_Kajian Epistemologis Terhadap Paradigma Kepemimpinan Catur Murti RM Sosrokartono

12 November 2023   04:42 Diperbarui: 12 November 2023   10:26 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Empat gejala jiwa tersebut, yaitu: pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan. Hal tersebut merupakan aspek penting dalam diri manusia. Empat gejala jiwa tersebut dapat disatukan sesuai dengan nilai kebenaran. Penyatuan ini memiliki arti penting sebagai berikut:

  • Pikiran yang benar, yaitu pikiran yang jernih, objektif, dan tidak terdistorasi oleh kepentingan pribadi. Pikiran yang benar diperlukan untuk memahami persoalan korupsi secara komprehensif dan memilih langkah-langkah yang tepat untuk mencegahnya. Pemimpin yang mempunyai pikiran yang benar akan mampu memahami faktor-faktor yang menyebabkan korupsi, seperti: kemiskinan, ketidakadilan, dan lemahknya penegakan hukum. Pemimpin yang memiliki pikiran yang benar juga akan mampu mengembangkan strategi yang tepat untuk mengatasi faktor-faktor tersebut. Misalnya, pemimpin yang memiliki pikiran yang benar akan mampu memahami bahwa korupsi merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan solusi yang komprehensif. Pemimpin tersebut akan mampu mengembangkan startegi yang tidak hanya fokus pada penegakan hukum, tetapi juga pada Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat dan memperkuat sistem demokrasi.
  • Perasaan yang benar, yaitu perasaan yang murni, tidak bercampur oleh emosi negatif, seperti kebencian, keserakahan, dan kesombongan. Perasaan yang benar diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat dan bijaksana dalam menghadapi persoalan korupsi. Pemimpin yang memiliki perasaan yang benar akan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk kepentingan umum, bahkan saat keputusan tersebut akan merugiakan kelompok tertentu. Misalnya, pemimpin yang memiliki perasaan yang benar akan mampu mengambil keputusan untuk memberantas korupsi, meskipun keputusan tersebut akan merugikan kelompok tertentu, seperti: kelompok pengusaha atau politikus. Pemimpin tersebut juga akan mampu mengambil keputusan untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat, sehingga mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan korupsi.
  • Perkataan yang benar, yaitu perkataan yang jujur, adil, dan tidak berbohong, Perkataan yang benar diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan terbuka, yang merupakan salah satu faktor penting untuk mencegah korupsi. Pemimpan yang memiliki perkataan yang benar akan mampu membangun kepercayaan bawahan dan masyarakat. Misalnya, pemimpin yang memiliki perkataan yang benar akan selalu jujur dan tidak berbohong, baik kepada bawahan maupun kepada Masyarakat. Pemimpin tersebut juga akan mampu menyampaikan informasi dengan jelas dan terbuka.
  • Perbuatan yang benar, yaitu perbuatan yang sesuai denga nilai-nilai moral, seperti: kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Perbuatan yang benar diperlukan untuk menciptakan kepercayaan dari bawahan dan Masyarakat, yang merupakan kunci keberhasilan upaya pencegahan korupsi. Pemimpin yang memiliki perbuatan yang benar akan mampu menjadi teladan. Misalnya, pemimpin yang memiliki perbuatan yang benae akan selalu bersikap jujur dan adil dalam bertindak, baik dalam hal pribadi maupun dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Pemimpin juga akan mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi upaya pencegahan korupsi.

WHY

KENAPA HARUS CATUR MURTI?

doc.pribadi
doc.pribadi

Terdapat beberapa alasan mengapa harus menggunakan diskursus gaya kepemimpinan Catur Murti Raden Mas Panji Sosrokartono dalam upaya pencegahan korupsi di Indonesia, yaitu:

  • Penekanan Pada Nilai-Nilai Moral

Korupsi merupakan masalah yang kompleks dan tidak dapat diselesaikan hanya dengan penegakan hukum. Penegakan hukum hanya dapat menangani Sebagian kecil dari masalah korupsi. Untuk mengatasi persoalan korupsi secara komprehensif, diperlukan upaya yanf melibatkan semua pihak, termasuk pemimpin.

Gaya kepemimpinan Catur Murti menekankan pada pentingnya nilai-nilai moral, seperti: kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Nilai-nilai moral ini penting untuk mencegah korupsi karena korupsi merupakan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral.

Pemimpin yang memiliki nilai-nilai moral yang kuat akan lebih enggan untuk melakukan korupsi. Pemimpin tersebut akan lebih mengutamakan kepentingan Bersama daripada kepentingan pribadi.

  • Penekanan pada Kesatuan Pikiran, Perasaan, Perkataan, dan Perbuatan

Pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan merupakan aspek penting dalam diri manusia. Kesatuan keempat unsur ini diperlukan untuk menciptakan pemimpin yang jujur, adil, dan bertanggung jawab.

Pemimpin yang memiliki pikiran yang benar akan mampu memahami persoalan korupsi secara komprehensif dan memilih langkah-langkah yang tepat untuk mencegahnya. Pemimpin yang memiliki perasaan yang benar akan mampu mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana dalam menghadapi masalah korupsi. Pemimpin yang memiliki perkataan yang benar akan mampu membangun kepercayaan bawahan dan Masyarakat sekitar. Dan pemimpin yang memiliki perbuatan yang benar akan mampu menjadi teladan bagi bawahan dan Masyarakat.

HOW

BAGAIMANA PERAN CATUR MURTI TERHADAP KORUPSI DI INDONESIA?

doc.pribadi
doc.pribadi

Catur Murti adalah sebuh konsep kepemimpinan yang menekankan pada pentingnya nilai-nilai moral, seperti: kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Hal ini dikembangkan oleh Raden Mas Panji Sosrokertono.

Korupsi merupakan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral. Oleh karena itu Catur Murti dapat berperan penting dalam upaya pencegahan korupsi di Indonesia. Berikut merupakan peran Catur Murti terhadap korupsi di Indonesia:

  • Membangun nilai-nilaii moral pada diri pemimpin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun