Mohon tunggu...
Indah Sri Wahyunitasari
Indah Sri Wahyunitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Nama: Indah Sri Wahyunitasari NIM: 43222010105 Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen Pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2_Kajian Epistemologis Terhadap Paradigma Kepemimpinan Catur Murti RM Sosrokartono

12 November 2023   04:42 Diperbarui: 12 November 2023   10:26 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DISKURSUS GAYA KEPEMIMPINAN CATUR MURTI RM SOSROKARTONO PADA UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI DI INDONESIA

LATAR BELAKANG

Salah satu masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah korupsi. Dalam Indeks Persepsi Korupsi (CPI) 2023, Indonesia menempati peringkat ke-96 dari 180 negara, menurut data yang dikumpulkan oleh Transparency International. Hal ini menunjukkan bahwa korupsi masih menjadi masalah besar yang perlu ditangani dengan serius oleh pemerintah dan masyarakat.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah korupsi adalah melalui kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan yang baik dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pencegahan korupsi, seperti lingkungan yang bersih, transparan, dan akuntabel.

Jalan dan sifat suatu negara sangat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan rumit. Karena itu, negara Indonesia telah menghadapi banyak tantangan saat berusaha membangun sistem pemerintahan yang bersih dan tidak korup. Catur Murti Raden Mas Panji Sosrokartono adalah salah satu tokoh yang berusaha menerapkan gaya kepemimpinan yang berfokus pada pencegahan korupsi.

Korupsi telah lama menjadi masalah serius di Indonesia dan menjadi hambatan dalam upaya pembangunan. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk memberantas korupsi melalui berbagai upaya, seperti membangun kepemimpinan yang transparan dan akuntabel. Salah satu orang yang mendukung perubahan ini ialah Catut Murti Raden Mas Panji Sosrokartono, menawarkan diskursus tentang bagaimana gaya kepemimpinan dapat memainkan peran penting dalam memerangi korupsi.

Ia percaya bahwa pencegahan korupsi mencakup melakukan penegakan hukum setelah kejadian korupsi, serta menciptakan budaya organisasi yang mencegah korupsi muncul. Di setiap lapisan pemerintahan, prinsip integritas, akuntabilitas, dan transparansi ditanamkan dalam gaya kepemimpinan Catur Murti Raden Mas Panji Sosrokartono. Ia percaya bahwa pemimpin yang jujur akan menjadi teladan bagi bawahannya, yang membuat korupsi sulit berkembang.

Selain itu, Catur Murti Raden Mas Panji Sosrokartono mendukung penerapan teknologi kontemporer di pemerintahan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Dia percaya bahwa teknologi dapat membantu membangun sistem yang lebih efisien dan mengurangi kemungkinan praktik korupsi. Metode ini menunjukkan betapa pentingnya menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman untuk mencapai tujuan pencegahan korupsi.

Dengan latar belakang ini, Catur Murti Raden Mas Panji Sosrokartono menawarkan konsep kepemimpinan yang berpusat pada penggunaan teknologi, penerapan prinsip integritas, dan perubahan budaya organisasi untuk mencegah korupsi. Dalam proses membangun sistem pemerintahan yang bersih dan berkeadilan, gagasan ini menjadi relevan. Akibatnya, diharapkan bahwa diskusi tentang gaya kepemimpinan Catur Murti Raden Mas Panji Sosrokartono akan memberikan wawasan dan inspirasi bagi para pemimpin dan pembuat kebijakan dalam upaya mencegah korupsi di Indonesia.

Salah satu tokoh penting dalam pembentukan kebangsaan Indonesia yaitu Raden Mas Panji Sosrokartono. Ia bukan hanya seorang akademisi, tetapi juga seorang aktivis yang berkontribusi pada pembentukan semangat kebangsaan Indonesia pada awal abad ke-20. Dalam masa studinya di Belanda banyak hal yang sudah dilakukannya. Salah satunya adalah bergabung dengan Indische Vereniging, induk dari Perhimpunan Indonesia. Sosrokartono, terlahir dari keluarga bangsawan, sadar bahwa kemajuan dapat dicapai melalui pendidikan. Putra ketiga bupati Jepara, Sosrokartono adalah kakak kandung RA Kartini. Beliau merasakan Pendidikan Belanda yang pada saat itu hanya bisa dirasakan oleh putra keturunan Belanda dan kaum bangsawan saja. Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan di Indonesia Sosrokartono meneruskan pendidikannya ke Negeri Belanda.

Banyak orang dari Belanda telah datang kesana, termasuk pembantu, seniman, dan orang yang ingin melanjutkan pendidikan. Sosrokartono datang ke Belanda untuk belajar pada tahun 1897. Karena prestasinya yang luar biasa di HBS, beliau dapat pergi ke Belanda. Tentu saja, untuk bisa kesana, harus memiliki kolega dan dukungan dari pemerintah Belanda. Sosrokartono adalah salah satu dari banyak pribumi yang berusaha mendapatkan pendidikan formal di Belanda.

Sosrokartono adalah figur penting dalam gerakan Indonesia. Beliau memenuhi kriteria sebagai tokoh dengan persyaratan antara lain: (1) berhasil di bidangnya, (2) mempunyai karya-karya monumental, (3) mempunyai pengaruh di masyarakat, (4) ketokohannya diakui secara mutawatir (pantas menjadi tokoh dan ditokohkan).

Dengan latar belakang ini, Catur Murti Raden Mas Panji Sosrokartono menawarkan konsep kepemimpinan yang berpusat pada penggunaan teknologi, penerapan prinsip integritas, dan perubahan budaya organisasi untuk mencegah korupsi. Dalam proses membangun sistem pemerintahan yang bersih dan berkeadilan, gagasan ini menjadi relevan. Akibatnya, diharapkan bahwa diskusi tentang gaya kepemimpinan Catur Murti Raden Mas Panji Sosrokartono akan memberikan wawasan dan inspirasi bagi para pemimpin dan pembuat kebijakan dalam upaya mencegah korupsi di Indonesia.

KORUPSI DI INDONESIA

Negara Indonesia saat ini menghadapi banyak krisis, salah satunya adalah demoralisasi yang disebabkan oleh peningkatan tingkat korupsi yang dilakukan oleh para penyelenggara negara dari berbagai bidang kekuasaan, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Banyak kejadian kekerasan, intoleran, dan ketidakjujuran terjadi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari juga. Ada sejumlah faktor yang memengaruhi frekuensi tindakan tidak etis dan korup yang dilakukan oleh pejabat tinggi dan penyelenggara negara, serta warga masyarakat pada umumnya. Penyebab utama adalah kurangnya kepatuhan terhadap hukum, lemahnya sistem pengawasan, dan sikap hidup yang individualistis, materialistis, dan sekularistis. Namun, sumber utama dari peningkatan tingkat korupsi adalah rendahnya moral para pejabat dan penyelenggara negara serta warga masyarakat, yang menyebabkan mereka tidak dapat mengendalikan diri dalam memenuhi kewajiban mereka sebagai warga negara dan pejabat negara. Dalam hal kehidupan bermasyarakat dan bernegara, kegagalan Indonesia untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah sumber segala krisis. Meskipun Pancasila telah ditetapkan sebagai dasar bernegara dan pedoman hidup ketika negara Indonesia didirikan, Bung Karno merancang program nation and character building untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada, untuk perlu ditegaskan kembali. Pemerintah dan masyarakat seharusnya ikut andil terhadap Pendidikan etika dan karakter.

BIOGRAFI SOSROKARTONO

doc.pribadi
doc.pribadi

Sosrokartono, yang diberi nama lengkap Raden Mas Panji Sosrokartono, lahir pada hari Rabu tanggal 10 April 1877. Dia adalah anak ketiga dari delapan bersaudara, dilahirkan dari pasangan bangsawan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan Mas Ajeng Ngasirah. Sudah terlihat bahwa Sosrokarto tertarik pada pendidikan saat dia masih kecil. Ia sangat cerdas dan suka membaca. Selain itu, keluarganya menyadari pentingnya pendidikan, yang pada saat itu terbatas pada bangsa bara dan kaum bangsawan terpilih. Ayah Sosrokartono dijuluki R.N. Adipati Ario Sosroningrat. Dia adalah putra ketiga dari Bupati Demak Pangeran Ario Tjondronegoro IV, yang terkenal karena pandangan progresifnya dan keterbukaannya terhadap budaya kontemporer.Ibu Sosrokartono saat itu adalah M.A. Ngasirah, putri dari pasangan K.H. Modirono dan Ny. Hj. Siti Aminah. Selain menjadi seorang ulama yang memimpin salah satu Pondok Pesantren di wilayah Teluk Awur Jepara, Kiai Modirono juga bekerja sebagai pedagang kopra di Pasar Mayong. Silsilah Sosrokartono menunjukkan bahwa dia memiliki kedua darah bangsawan dan ulama. Berdasarkan sejarah keluarganya, Sosrokartono berasal dari keluarga besar Tjondronegoro, yang pada akhirnya akan sampai pada Prabu Brawijaya, Raja Majapahit. Oleh karena itu, jika diteliti lebih jauh, Sosrokartono masih memiliki hubungan darah dengan raja-raja kerajaan Islam Demak, termasuk Raden Patah, raja pertama Demak. Selain itu, mungkin juga memiliki hubungan dengan Kerajaan Mataram Islam, yang didirikan oleh Panembahan Senopati. Adapun silsilahnya sebagai berikut: Raden Mas Panji Sosrokartono bin Sosroningrat bin Pangeran Ario Tjondronegoro IV bin Adipati Ario Tjondronegoro III bin Adipati Ario Tjondronegoro II bin Tumenggung Tjondronegoro I bin Pangeran Onggowidjojo bin Lanang Dangiran bin Pangeran Kedawung Blambangan bin Menak Loempat Blambangan bin Menak Werdati Lumajang Tengah bin Menak Gandreo bin Menak Simbar bin Limbu Niryoso bin Prabu Brawijaya.

Sosrokartono merupakan kakak kandung dari R.A. Kartini. Sosrokartono masih memiliki hubungan yang baik dengan saudara kandung dan saudara tiri. Hanya saja, kelak dia dewasa, Kartini, saudari kandungnya, mendapat perhatian lebih dari Sosrokartono karena Sosrokartono melihat Kartini sebagai orang yang memiliki pola pikir yang progresif dan suka ilmu pengetahuan. Sosrokartono jelas memiliki ciri khas yang sama dengan Kartini.

Sosrokartono disekolahkan oleh ayahnya ke sekolah rendah Belanda di Jepara yang disebut Europse Lagress School (ELS) ketika dia berusia 8 tahun. Pada awalnya, sekolah ini hanya untuk anak-anak Beland. Namun, anak-anak pribumi juga masuk ke sekolah ini, terutama anak-anak dari kalangan bangsawan, terutama pejabat pemerintah. Oleh karena itu, tidak semua anak asli memiliki kesempatan untuk mengikuti sekolah ini. Bahasa Belanda adalah bahasa pengantar di sekolah ini.

Setelah lulus dari ELS di Jepara, Sosrokartono pergi ke Hogere Burger School (HBS) di Semarang, yang merupakan sekolah khusus orang Belanda. Di Semarang, Sosrokartono mondok pada keluarga Belanda. Meskipun tinggal di lingkungan yang dihuni oleh orang Belanda, Sosrokartono tetap mempertahankan jati dirinya dan menghindari terpengaruh oleh budaya Belanda. Ia masih sangat selektif dalam menanggapi budaya Belanda atau Barat. Ini juga terkait dengan aturan pergaulan, ia tidak ingin mengikuti gaya hidup bebas siswa Belanda. Sekolah HBS setingkat SMA jika dibandingkan dengan sekolah modern.

Sosrokartono mempelajari semua bidang ilmu. Ia terus mempelajari ilmu apa pun yang dia anggap bermanfaat dan memberikan pengembangan intelektual. Selain itu, ia menerjemahkan karya ilmiah dalam kedua bahasa Inggris dan asing. Sosrokartono tidak hanya menyukai membaca buku berbahasa asing, tetapi juga mempelajari buku-buku berbahasa Jawa. Banyak dari buku-buku tersebut adalah karya sastra Jawa kelas berat, seperti Serat Wulang Reh dan Centhini. Selain itu, ia belajar kitab-kitab Jawa lainnya yang berbicara tentang agama dan sastra, seperti buku-buku tentang wayang.

Tjondronegoro IV, kakeknya Sosrokartono, mengusulkan agar Sosrokartono agar melanjutkan pendidikannya di Belanda. Saat Sosrokartono berusia 20 tahun, Sosrokartono melanjutkan pendidikannya di Belanda. Bersekolah di luar negeri adalah sesuatu yang sangat luar biasa pada saat itu. Ia masuk ke jurusan Teknik Sipil di Polythecnische School di Delft di Belanda atas saran Ir. Heyning, kepala Jawatan Irigasi Kabupaten Demak. Sayangnya, Sosrokartono hanya bertahan 2 tahun karena merasa tidak cocok dengan jurusan tersebut. Sosrokartono lebih tertarik pada filsafat dan literatur Timur. Oleh karena itu, setelah lulus dari jurusan Teknik di Delft, ia melanjutkan studinya di fakultas Sastra Timur Universitas Leiden. Sosrokartono merupakan mahasiswa satu-satunya yang berasal dari Jawa. Ia juga memiliki semangat belajar yang luar biasa.

Saat perawalan di Leiden, Sosrokartono langsung menjadi siswa yang cemerlang sejak awal di Leiden. Ia menunjukkan kemampuan luar biasanya dalam menangani masalah kesusastraan dan kebahasaan. karena kecerdasannya, dia cepat menguasai berbagai bahasa asing dan lulus sebagai sarjana muda dan lulus cepat pada tahun 1901. Selain itu, Sosrokatono semakin terkenal sebagai seorang intelektual terkemuka di Eropa. Mampu menguasai berbagai bahasa juga merupakan kelebihan Sosrokartono. Polyglot adalah orang yang bisa berbicara banyak bahasa. Sosrokartono menguasai 26 bahasa asing dan 10 bahasa Nusantara, menurut sumber lain. Sumber lain juga menyatakan bahwa Sosrokartono menguasai 26 bahasa asing, termasuk 9 bahasa asing di Timur dan 17 bahasa asing di Barat. Selain itu, ada sumber lain yang menyatakan bahwa Sosrokartono menguasai 26 bahasa asing dan 10 bahasa Nusantara. Sosrokartono belajar sebagian besar bahasanya sendiri. Misalnya, Sosrokartono telah mempelajari bahasa Perancis sendiri di HBS Semarang. Namun, di sekolah tersebut tidak mempelajari bahasa Perancis karena bahasa Belanda yang paling banyak dipelajari.

Sosrokartono mendapat panggilan dari Prof. Dr. H. Kern untuk mengunjungi Nederlands Tael en Letter Kunde ke 25 di kota Gent, Belgia pada September tahun 1899. Sosrokartono merupakan satu-satunya orang kebangsaan Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk berpidato di depan para sarjanawan dan ahli Bahasa Belanda. Majalah Nederlands melaporkan bahwa Sosrokartono berpidato dengan sangat baik dan memukau. Ia dengan tegas berani meminta untuk diberikannya Pendidikan Bahasa Belanda kepada rakyat Indonesia. Yang dianggap sebagai sumber pengetahuan pertama. Setelah lulus dari Universitas Leiden, Sosrokartono mulai menjadi koresponden untuk surat kabar The New York Herald. Langkah pertama yang membawa Sosrokartono menjadi seorang penerjemah Bahasa di Persekutuan Bangsa Bangsa (Volkenbond). Sosrokartono meninggalkan lingkungan Volkenbond untuk menjadi Student Toehoorder, yaitu mahasiswa pendengar di Universitas Sorborne, jurusan Psychometri dan Psychotechnic. Sosrokartono berhasil mempelajari beberapa ilmu kejiwaan atas saran dari Prof. Dr.Charcos. Inilah studi terakhir yang diikuti Sosrokartono sebelum Kembali ke Indonesia pada tahun 1925.

BENTUK DAN MAKNA FILOSOFIS ILMU DAN LAKU JAWA AJARAN RADEN MAS PANJI SOSROKARTONO

Suatu kebiasaan Masyarakat Jawa, yang biasanya tidak mengungkapkan sesuatu secara gambling 'jelas'. Tetapi, lebih sering menggunakan istilah-istilah yang memiliki sifat semu. Istilah tersebut harus dipahamu  terlebih dahulu untuk mengerti makna yang tersirat dibalik istilah tersebut.

Jenis dan makna yang akan ditelaah dari teks Ilmu dan Laku Jawa  Ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono dihubungkan dengan persoalan yang terjadi pada saat ajaran tersebut ditulis. Setiap ajaran yang terdapat dalam teks Ilmu dan Laku Jawa  Ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono pasti memiliki sebuah makna. Untuk mengetahui makna filsofis yang terkandung dalam Ilmu dan Laku Jawa Ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono secara maksimal, harus disesuaikan dengan persoalan yang terjadi pada saat itu.

Hasil analisis bentuk dan makna filosofis ajaran yang ditemukan dalam teks Ilmu dan Laku Jawa  Ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono, akan disajikan sesuai dengan kategori yang telah ditentukan sebelumnya, sebagai berikut:

  • Eling 'ingat'

Pada kategori pertama yaitu eling 'ingat', terdapat 4 ajaran yang ada dalam teks Ilmu dan Laku Jawa  Ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono. Ajaran tersebut adalah sebagai berikut:

  • memayu ayuning urip, memayu awoning agesang, nyuwita, ngawula, bekti dhateng sesami. (Melindungi kebahagiaan hidup, menutup keburukan sesama hidup, melayani, mengabdi, berbakti kepada sesamanya)
  • Tansah anglampahi dados kawulaning sesami, tansah anglampahi dados muriding agesang, sinahu anglaras batos saha raos. (Selalu menjalanai menjadi abdi sesama, selalu menjalani menjadi murid sesama hidup, belajar merenungkan batin dan perasaan)
  • Nindhakaken ibadat inggih menika nindakaken kuwajiban bakti lan suwita kula dhateng sesami. (Menjalankan ibadah yaitu menjalankan kewajiban saya untuk berbakti dan melayani terhadap sesama)
  • Murid gurune pribadhi, guru muride pribadhi, pamulangane sengsarane sesami, ganjarane ayu lan arume sesami. (Murid gurunya pribadi, guru muridnya pribadi, tempat belajarnya kesengsaraan sesama, pahalanya kebaikan dan keharuman sesama)
  • Pracaya 'percaya'

Dalam ajaran Ssorokartono, kategori kedua disebut pracaya, yang dalam Bahasa Indonesia artinya 'percaya'. Terdapat 4 ajaran Ilmu dan Laku Jawa Ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono, yaitu sebagai berikut:

  • Ngawula dhateng kawulaning Gusti lan memayu ayuning urip, tanpa pamrih, tanpa ajrih, jejeg, mantep, mawi pasrah. (Mengabdi kepada abdinya Tuhan dan melindungi keselamatan hidup, tanpa pamrih, tanpa takut, lurus, mantap dengan pasra)
  • Payung kula Gusti kula, tameng kula inggih Gusti kula. (Payung saya Tuhan saya, perisai saya Tuhan saya)
  • Masang alif menika inggih kedah mawi sarana lampah. Boten kenging kok lajeng dipuncanthelaken kemawon, lajeng dipuntilar kados mepe rasukan. (Memasang alif harus dengan sarana laku. Tidak boleh dijemur saja lalu ditinggal seperti menjemur pakaian)
  • Ajinipun inggih boten sanes namung aji tekad, ilmunipun ilmu pasrah, rapalipun adilipun Gusti. (Ajiannya tidak lain aji tekad, ilmunya ilmu pasrah, manteranya keadilan Tuhan)
  • Mituhu 'setia'

Dalam ajaran Ssorokartono, kategori ketiga disebut Mituhu, yang dalam Bahasa Indonesia artinya 'setia'. Terdapat 3 ajaran dalam Ilmu dan Laku Jawa Ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono, yaitu sebagai berikut:

  • Ingkang tansah kula mantepi agami kula lan kejawen kula. (Yang selalu saya pegang agama dan kejawen saya)
  • Elinga, para sedulur sing lali marang ibune. (Ingatlah para saudara yang lupa terhadap ibunya)
  • Tiyang mlampah menika sangu lan gembolanipun namung barang setunggal, inggih menika maksudipun. (Orang bepergian itu bekal dan yang dibawa hanya satu barang, yaitu maksudnya)
  • Rila 'rela'

Dalam ajaran Sosrokartono, kategori keempat disebut Rila, yang dalam Bahasa Indonesia artinya rela. Terdapat 11 ajaran yang terdapat dalam Ilmu dan Laku Jawa Ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono, yaitu sebagai berikut:

  • Suwung pamrih, suwung ajrih. (Sepi pamrih, sepi rasa takut)
  • Ratu tanpa punggawa, tanpa kawula, tanpa bandha. Isih mukti kere munggeng bale. (Ratu tanpa pasukan, tanpa abdi, tanpa harta. Masih mulia miskin naik ranjang)
  • Suwung pamrih, suwung ajrih, namung madosi barang ingkang sae, sedaya kula sumanggakaken dhateng Gusti. (Sepi pamrih, sepi rasa takut, hanya mencari kebaikan, semua saya pasrahkan kepada Tuhan)
  • Kuwat niyat, kuwat urat. Dede tekad pamrih, ananging tekad asih. (Kuat niat, kuat urat. Bukan tekad pamrih, ananging tekad belas kasih)
  • Sinau urun welas sarana batos lan raos. (Belajar memberi belas kasih dengan sarana batin dan rasa)
  • Ilmunipun ilmu sunyi, inggih menika ilmu kantong kosong, tekad sunyi pamrih, tebih ajrih. (Ilmunya ilmu sunyi, yaitu ilmu kantong kosong, tekad sunyi dari pamrih, dan jauh dari rasa takut)
  • Ingkang tansah dados ancasipun lampah kula boten sanes namung sunyi pamrih, puji kula boten sanes namung sugih, sugeng, senengipun sesami. Prabot kula boten sanes namung badan lan budi. (Yang menjadi tujuan laku saya tidak lain hanya sunyi pamrih, puji saya tidak lain hanya kekayaan, kebahagiaan dan kesenangan sesama. Perabot saya tidak lain hanya badan dan budi)
  • Sinau nyupekaken susah lan sakitipun piyambak, sinau ambelani lan ngraosaken susah lan sakitipun sesami. (Belajar melupakan susah dan sakitnya sendiri, belajar membela dan merasakan susah dan sakitnya sesama)
  • Sinau ngudi raos lan batos. Sinau ngudi kamanungsan. (Belajar mengolah rasa dan batin. Belajar mengaolah kemanusiaan)
  • Nulung pepadhane ora nganggo mikir wayah, waduk, kanthong. Yen ana isi lumuntur marang sesami. (Menolong sesama tanpa memikirkan waktu, perut, dan saku. Jika saku ada isinya mengalir kepada sesama)
  • Susah padha susah, seneng padha seneng, eling padha eling, pring padha pring. (Susah sama susah, senang sama senang, ingat sama ingat, bambu sama bambu)
  • Narima 'menerima'

Dalam ajaran Sosrokartono, kategori kelima disebut Narima, yang dalam Bahasa Indonesia artinya menerima. Terdapat 6 ajaran yang terdapat dalam Ilmu dan Laku Jawa Ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono, yaitu sebagai berikut:

  • Sugih tanpa bandha, nglurug tanpa bala, digdaya tanpa aji, menang tanpa ngasorake. (Kaya tanpa harta, menyerang tanpa pasukan, kuat tanpa ajian, menang tanpa merendahkan)
  • Yen kersa nyangoni sampun nyangoni uwas, nanging nyangoni mantep lan pasrah. (Jika mau memberi bekal jangan memberi bekal beras, tetapi membekali kemantapan dan pasrah)
  • Kita kedah sinau maca mawi kaca, sinau maos mawi rasa. (Kita harus belajar membaca dengan kaca, belajar membaca dengan rasa)
  • Ngraosaken sakitipun lan awratipun agesangipun sesami. (Merasakan sakit dan beratnya kehidupan sesama)
  • Trimah mawi pasrah, suwung pamrih tebih ajrih, langgeng tan ana susah tan ana seneng, anteng mantheng sugeng jeneng. (Menerima dengan pasrah, sepi pamrih, jauh dari rasa takut, abadi tiada duka tiada suka, tenang, konsentrasi, selamat, bahagia)
  • Anggagas, amandeng, lan mantheng susahipun sesami. (Memikirkan, melihat dan memusatkan susahnya sesama)
  • Temen 'serius'/menepati janji

Dalam ajaran Sosrokartono, kategori keenam disebut Temena, yang dalam Bahasa Indonesia artinya serius. Terdapat 9 ajaran yang terdapat dalam Ilmu dan Laku Jawa Ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono, yaitu sebagai berikut:

  • Jawi bares, Jawi deles, lan Jawi sejati. (Jawa jujur, Jawa asli, dan Jawa sejati)
  • Pring padha pring, weruh padha weruh, eling padha eling, eling tanpa nyandhing. (Bambu sama bambu, tahu sama tahu, ingat sama ingat, ingat tanpa berdampingan)
  • Prabotipun wong lanang inggih menika, bares, mantep, lan wani. (Perabotnya orang laki-laki adalah jujur, mantap dan berani)
  • Tiyang madosi panggesangan menika kedah wani obah uwal saking buminipun. Yen boten wani, badhe kepepet, badhe kalindhes. (Orang mencari kehidupan itu harus berani bergerak keluar dari buminya. Jika tidak bakal kepepet dan tertindas)
  • Ingkang kula eman ratu lan rakyat. (Yang saya sayangi ratu dan rakyat)
  • Mbelani ingkang sami sakit, sami susah, lan ngraosaken sakitipun agesang, ngraosaken tanpa karasa. (Membela yang sakit, yang susah, dan merasakan sakitnya sesama hidup, merasakan tanpa terasa)
  • Memayu ayuning negari lan rakyat. (Melindungi keselamatan negara dan rakyat)
  • Memayu ayuning praja. (Melindungi keselamatan pemerintahan)
  • Anggelar pemandeng tegesipun angringkes pemantheng. Ambuka netra tegesipun anutup netra. Angukup kabeh tegesipun anyandhak siji. (Meluaskan pandangan artinya meringkas pemusatan. Membuka mata artinya menutup mata. Mencakup semua artinya menangkap (mendapatkan) satu)
  • Budi Luhur

Dalam ajaran Sosrokartono, kategori keenam disebut Budi Luhur. Terdapat 15 ajaran yang terdapat dalam Ilmu dan Laku Jawa Ajaran Raden Mas Panji Sosrokartono, yaitu sebagai berikut:

  • Angluhuraken asma Jawi lan bangsa Jawi. (Mengharumkan nama Jawa bangsa Jawa)
  • Tiyang gesang menika boten kenging ngina pusaka wasiyatipun piyambak. (Orang hidup tidak boleh menghina pusaka peninggalannya sendiri)
  • Nyebar wiji sedherekan lan wiji utamining kejawen ing manca negari. (Menyebar benih persaudaraan dan benih utamanya kejawen di luar negeri)
  • Angudi kaluhuran budi Jawi. (Belajar keluhuran budi Jawa)
  • Tilaripun pangkat, menangipun budi. (Hilangnya pangkat, menangnya budi)
  • Ngupadosi padhang ing peteng, seneng ing sengsara, tunggaling sewu yuta. (Mencari terang di kegelapan, senang dalam kesengsaraan, ribuan juta contohnya)
  • Anggelar papan panggesangan lan budi Jawi. (Menyediakan tempat kehidupan dan budi Jawa)
  • Risakipun bandha lan badan saking main judhi. (Rusaknya harta dan badan karena bermain judi)
  • Dede bandha dede pangkat ingkang dados ancas ulun, martabat lan budi ingkang ulun sujudi. (Bukan harta bukan pangkat yang menjadi tujuan saya, martabat dan budi yang saya sujudi)
  • Nulung tiyang kula tindakaken ing pundi-pundi, samangsa-mangsa, sawanciwanci. (Menolong seseorang saya jalankan dimana-mana, setiap saat, setiap waktu)
  • Bangsa intelek kita piyambak ingkang dipunsinau : 1) dadi dara, 2) dadi walanda, 3) niru-niru, 4) bucal dhasar lugu. (Bangsa intelektual kita sendiri yang dipelajari : 1) menjadi burung dara, 2) menjadi Belanda, 3) suka menganut, 4) membuang keluguan)
  • Boten kenging tiyang jaler ngunduri utawi nyingkiri bebaya utami, saha cidra dhateng pengajeng-ajeng, lan kapercadosanipun sesami. (Tidak boleh seorang laki-laki mengelak atau menjauhi bahaya utama dan mengkhianati cita-cita, serta kepercayaannya sendiri)
  • Anglurug tanpa bala tanpa gaman, ambedah tanpa perang tanpa pedhang, menang tanpa mejahi tanpa nyakiti, yen unggul sujud bakti marang sesami. (Menyerang tanpa pasukan, tanpa senjata, tanpa perang, tanpa pedang, menang tanpa membunuh tanpa menyakiti, jika menang sujud dan berbakti kepada sesama)
  • Anyebar wineh budi Jawi, nggampilaken margining bangsa, ngupaya papan panggesangan. (Menyebar benih budi Jawa, memudahkan jalan bangsa mencari tempat hidup (nafkah))
  • Durung menang yen durung wani kalah, durung unggul yen durung wani asor, durung gedhe yen durung ngaku cilik. (Belum menang jika belum berani kalah, belum unggul jika belum berani merendah, belum besar jika belum mengaku kecil)


AJARAN MORAL SOSROKARTONO

Hubungan yang selaras antara manusia dengan Tuhan, dan manusia dengan sesama makhluk Tuhan adalah ajaran moral dari Sosrokartono. Manusia yang baik yaitu manusia yang selalu memenuhi kewajibannya dengan rasa tanggungjawab, yaitu dengan mencintai, berbakti, dan mengabdi kepada Tuhan. Adapun jenis cinta, bakti, dan pengabdian manusia kepada Tuhan yaitu dilakukan dalam bentuk kewajiban berperilaku mecintai, saling membantu, dan melayani terhadap manusia yang membutuhkan dengan Ikhlas tanpa mengharapkan sesuatu dengan kat lain tidak mengharapkan pamrih (leladi mring sesami). Berikut adalah ajaran moral Sosrokartono yaitu salah satunya Ilmu Catur Murti.

WHAT?

APA ITU CATUR MURTI?

ILMU CATUR MURTI

Sosrokartono ialah yang menciptakan Ilmu Catur Murti, yang digunakan sebagai tiang hidup untuk mencapai tujuannya sebagai hamba Allah SWT. Ilmu Catur Murti mengajarkan tentang Tindakan yang dilakukan Sosrokartono setiap hari. Istilah "Ilmu Catur Murti" berasal dari Bahasa Sansekerta, dmana "catur" berarti empat, dan "murti" berarti penjelmaan. Oleh karena itu, Ilmu Catur Murti secara harifah merupakan 4 hal yang dijelmakan menjadi satu.

Penjabaran Ilmu Catur Murti adalah ketika empat gejala jiwa, yaitu: pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan, disatukan sesuai dengan nilai kebenaran sehingga penyatuan ini adalah pikiran yang benar, perasaan yang benar, perkataan yang benar, dan perbuatan yang benar. Dalam pelaksanaannya jika keempat gejala jiwa tersebut tidak selaras satu sama lain, manusia tidak dapat mendekatkan diri kepada Tuhannya dan tidak dapat dengan tulus untuk membantu sesama.

Semua elemen harus dilakukan dengan "temen, temen-temen, dan temen-temen-temen". Yang artinya pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan itu harus dilakukan dengan sungguh, sungguh-sungguh, dan sungguh-sungguh benar. Selain itu, supaya pegangan hidup ini dapat diterapkan, dipraktikan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan pengorbanan diri yang luar biasa. Hal ini dilakukan untuk tujuan menghilangkan kepentingan pribadi dan memposisikan Tuhan dan sesama di tengah-tengah pusat perhatiannya

Dalam menjalankan Ilmu Catur Murti ini, Sosrokartono selalu menganggap bahwa apa yang dimilikinya diabdikan dan diberikan sesama dengan tulus dan Ikhlas sebagai bentuk ibadah dan bakti kepada Allah SWT. Bentuk bakti kepada Tuhan diwujudkan dengan berbakti kepada sesama makhluk hidup.

Sosrokartono dengan berpegang pada konsep Ilmu Catur Murti ini, yang dimulai dengan pikiran yang benar menjadi sangat penting dalam menjaga perasaan, perkataan, dan perbuatan, supaya tetap berada pada jalan kebenaran sepanjang hidupnya. Menjaga pikiran dari kebencian pada sesama adalah sikap yang penting karena dengan menjaga pikiran yang dikuasai kebencian akan menciptakan perasaan, perkataan, dan perbuatan yang didasarkan pada rasa kebencian.

Berpikir benar selalu melibatkan cinta kasih kepada sesama, belah kasihan, simpati dan empati kepada sesama. Untuk melaksanakan pegangan hidup tersebut, Sosrokartono melakukan gaya hidup bertarak brata yang luar biasa, dimana dengan meninggalkan kepentingan pribadi yang bersifat duniawi dan secara konsisten senantiasa mencurahkan jiwa raganya untuk leladi maring sesami, yang berarti selalu menolong sesama untuk keselamatan, kebahagiaan, dan Kesehatan orang lain dan bangsanya. Menurut aksan, seseorang yang telah mempelajari Ilmu Catur Murti maka ia adalah orang yang bijaksana. Bijaksana dalam berpikir, bijaksana dalam perasaan, bijaksana dalam perkataan, dan bijaksana dalam perilaku.

doc.pribadi
doc.pribadi

Berdasarkan gambar diatas, Ilmu Catur Murti Sosrokartono merupakan bersatunya empat gejala jiwa utama dalam diri manusia yaitu: pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan. Jika empati hal ini Bersatu berdasarkan pada nilai kebenaran, sehingga penyatuan tersebut akan menghasilkan pribadi yang memiliki perasaan yang bijak, pikiran yang sehat dan bijak, perkataan yang benar menciptakan pribadi yang mampu berkomunikasi dengan bijak dan berperilaku dengan bijak.

HUBUNGAN CATUR MURTI TERHADAP KORUPSI DI NUSANTARA

Catur Murti dan korupsi di Indonesia memiliki hubungan terhadap empat gejala jiwa dengan upaya pencegahan korupsi berdasarkan gaya kepemimpinan Catur Murti. Gaya kepemimpinan Catur Murti menekankan pada pentingnya nilai-nilai moral, seperti: kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Nilai-nilai moral tersebut penting untuk mencegah korupsi di Indonesia karena merupakan tindakan yang bertolak belakang dengan nilai-nilai moral.

Empat gejala jiwa tersebut, yaitu: pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan. Hal tersebut merupakan aspek penting dalam diri manusia. Empat gejala jiwa tersebut dapat disatukan sesuai dengan nilai kebenaran. Penyatuan ini memiliki arti penting sebagai berikut:

  • Pikiran yang benar, yaitu pikiran yang jernih, objektif, dan tidak terdistorasi oleh kepentingan pribadi. Pikiran yang benar diperlukan untuk memahami persoalan korupsi secara komprehensif dan memilih langkah-langkah yang tepat untuk mencegahnya. Pemimpin yang mempunyai pikiran yang benar akan mampu memahami faktor-faktor yang menyebabkan korupsi, seperti: kemiskinan, ketidakadilan, dan lemahknya penegakan hukum. Pemimpin yang memiliki pikiran yang benar juga akan mampu mengembangkan strategi yang tepat untuk mengatasi faktor-faktor tersebut. Misalnya, pemimpin yang memiliki pikiran yang benar akan mampu memahami bahwa korupsi merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan solusi yang komprehensif. Pemimpin tersebut akan mampu mengembangkan startegi yang tidak hanya fokus pada penegakan hukum, tetapi juga pada Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat dan memperkuat sistem demokrasi.
  • Perasaan yang benar, yaitu perasaan yang murni, tidak bercampur oleh emosi negatif, seperti kebencian, keserakahan, dan kesombongan. Perasaan yang benar diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat dan bijaksana dalam menghadapi persoalan korupsi. Pemimpin yang memiliki perasaan yang benar akan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk kepentingan umum, bahkan saat keputusan tersebut akan merugiakan kelompok tertentu. Misalnya, pemimpin yang memiliki perasaan yang benar akan mampu mengambil keputusan untuk memberantas korupsi, meskipun keputusan tersebut akan merugikan kelompok tertentu, seperti: kelompok pengusaha atau politikus. Pemimpin tersebut juga akan mampu mengambil keputusan untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat, sehingga mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan korupsi.
  • Perkataan yang benar, yaitu perkataan yang jujur, adil, dan tidak berbohong, Perkataan yang benar diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan terbuka, yang merupakan salah satu faktor penting untuk mencegah korupsi. Pemimpan yang memiliki perkataan yang benar akan mampu membangun kepercayaan bawahan dan masyarakat. Misalnya, pemimpin yang memiliki perkataan yang benar akan selalu jujur dan tidak berbohong, baik kepada bawahan maupun kepada Masyarakat. Pemimpin tersebut juga akan mampu menyampaikan informasi dengan jelas dan terbuka.
  • Perbuatan yang benar, yaitu perbuatan yang sesuai denga nilai-nilai moral, seperti: kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Perbuatan yang benar diperlukan untuk menciptakan kepercayaan dari bawahan dan Masyarakat, yang merupakan kunci keberhasilan upaya pencegahan korupsi. Pemimpin yang memiliki perbuatan yang benar akan mampu menjadi teladan. Misalnya, pemimpin yang memiliki perbuatan yang benae akan selalu bersikap jujur dan adil dalam bertindak, baik dalam hal pribadi maupun dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Pemimpin juga akan mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi upaya pencegahan korupsi.

WHY

KENAPA HARUS CATUR MURTI?

doc.pribadi
doc.pribadi

Terdapat beberapa alasan mengapa harus menggunakan diskursus gaya kepemimpinan Catur Murti Raden Mas Panji Sosrokartono dalam upaya pencegahan korupsi di Indonesia, yaitu:

  • Penekanan Pada Nilai-Nilai Moral

Korupsi merupakan masalah yang kompleks dan tidak dapat diselesaikan hanya dengan penegakan hukum. Penegakan hukum hanya dapat menangani Sebagian kecil dari masalah korupsi. Untuk mengatasi persoalan korupsi secara komprehensif, diperlukan upaya yanf melibatkan semua pihak, termasuk pemimpin.

Gaya kepemimpinan Catur Murti menekankan pada pentingnya nilai-nilai moral, seperti: kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Nilai-nilai moral ini penting untuk mencegah korupsi karena korupsi merupakan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral.

Pemimpin yang memiliki nilai-nilai moral yang kuat akan lebih enggan untuk melakukan korupsi. Pemimpin tersebut akan lebih mengutamakan kepentingan Bersama daripada kepentingan pribadi.

  • Penekanan pada Kesatuan Pikiran, Perasaan, Perkataan, dan Perbuatan

Pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan merupakan aspek penting dalam diri manusia. Kesatuan keempat unsur ini diperlukan untuk menciptakan pemimpin yang jujur, adil, dan bertanggung jawab.

Pemimpin yang memiliki pikiran yang benar akan mampu memahami persoalan korupsi secara komprehensif dan memilih langkah-langkah yang tepat untuk mencegahnya. Pemimpin yang memiliki perasaan yang benar akan mampu mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana dalam menghadapi masalah korupsi. Pemimpin yang memiliki perkataan yang benar akan mampu membangun kepercayaan bawahan dan Masyarakat sekitar. Dan pemimpin yang memiliki perbuatan yang benar akan mampu menjadi teladan bagi bawahan dan Masyarakat.

HOW

BAGAIMANA PERAN CATUR MURTI TERHADAP KORUPSI DI INDONESIA?

doc.pribadi
doc.pribadi

Catur Murti adalah sebuh konsep kepemimpinan yang menekankan pada pentingnya nilai-nilai moral, seperti: kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Hal ini dikembangkan oleh Raden Mas Panji Sosrokertono.

Korupsi merupakan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral. Oleh karena itu Catur Murti dapat berperan penting dalam upaya pencegahan korupsi di Indonesia. Berikut merupakan peran Catur Murti terhadap korupsi di Indonesia:

  • Membangun nilai-nilaii moral pada diri pemimpin

Pemimpin yang memiliki nilai-nilai moral yang kuat akan lebih enggan untuk melakukan tindakan korupsi. Oleh karena itu, penerapan Catur Murti dapat membantu untuk membangun nilai-nilai moral pada diri pemimpin.

Gaya kepemimpinan Catur Murti menekankan pada pentingnya kesatuan pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan. Kesatuan inilah yang diperlukan untuk menciptakan pemimpin jujur, adil, dan bertanggung jawab.

  • Menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan transparan

Lingkungan kerja yang bersih dan transparan akan mengurangi peluang terjadinya korupsi. Penerapan Catur Murti dapat mampu melahirkan lingkungan kerja yang bersih dan transparan.

Gaya kepemimpinan Catur Murti menekankan pada pentingnya transparansi dan akuntabilitas. Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan Catur Murti akan selalu terbuka dan bertanggung jawab atas tindakannya.

Lingkungan kerja yang transparan akan membuat pelaku korupsi menjadi lebih sulit untuk melakukan korupsi karena tindakannya akan diketahui oleh public.

  • Menegakan hukum secara tegas

Penegakan hukum yang tegas akan memberikan efek jera bagi pelaku korupsi. Penerapan Catur Murti dapat membantu untuk menegakkan hukum secara tegas bagi pelaku korupsi.

Gaya kepemimpinan Catur Murti menekankan pada pentingnya keadilan dan kepastian hukum. Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan Catur Murti akan selalu menegakkan hukum secara adil dan tanpa pandang bulu.

Penegakan hukum yang tegas akan mampu memberikan efek jera bagi pelaku korupsi. Pelaku korupsi akan berpikir ulang sebelum melakukan tindakan korupsi karena takut akannya hukum yang tegas.

Penerapan Catur Murti dalam Upaya pencegahan korupsi di Indonesia perlu dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Hal tersebut membutuhkan komitmen dari semua pihak, baik pemerintah, Masyarakat, maupun Lembaga-lembaga terkait.

Berikut adalah beberapa contoh penerapan Catur Murti dalam upaya pencegahan korupsi di Indonesia, sebagai berikut:

  • Pemerintah menerapkan system meritokrasi dalam seleksi pejabat.
  • Sistem meritokrasi akan mambantu untuk memilih pemimpin yang mempunyai nilai moral yang kuat dan mampu menerapkan gaya kepemimpinan Catur Murti
  • Pemimpin membuka akses informasi kepada masyarakat.
  • Keterbukaan informasi akan membantu Masyarakat untuk mengawasi kinerja pemerintah dan mencegah terjadinya korupsi.
  • Pemerintah menerapkan system pengawasan yang ketat.
  • Sistem pengawasan yang ketat akan membuat pelaku korupsi akan berpiki ulang sebelum melakukan korupsi.
  • Pemerintah menegakkan hukum secara tegas terhadap pelaku korupsi.
  • Hukuman yang setimpal dan pantas diberikan bagi pelaku korupsi akan memberikan efek jera bagi pelaku korupsi lainnya.

Dengan menerapkan Catur Murti dengan gaya kepemimpinannya, diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi persoalan korupsi di Indonesia.

KESIMPULAN

Gaya kepemimpinan Catur Murti oleh Raden Mas Panji Sosorokartono merupakan gaya kepemimpinan yang menekankan pada pentingnys nilai-nilai moral, seperti: kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Gaya kepemimpinan ini mempunyai peran penting dalam Upaya pencegahan korupsi di Indonesia.

Penerapan gaya kepemimpinan Catur Murti dapat membantu untuk membangun nilai-nilai moral pada diri pemimpin, melahirkan lingkungan kerja yang bersih dan transparan, serta menegakan hukum secara tegas. Ketiga hal tersebut merupakan kunci dalam upaya pencegahan korupsi.

Penerapan gaya kepemimpinan Catur Murti dalam upaya pencegahan korupsi di Indonesia perlu dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Hal tersebut membutuhkan komitmen dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga-lembaga terkait.

Korupsi adalah persoalan yang kompleks dan membutuhkan solusi yang komprehensif. Gaya kepemimpinan Catur Murti merupakan salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah korupsi di Indonesia. Gaya kepemimpinan ini menekankan pada pentingnya nilai-nilai moral, yang merupakan hal yang fundamental dalam upaya pencegahan korupsi.

SARAN

Berdasarkan diskursus tentang gaya kepemimpinan Catur Murti oleh Raden Mas Panji Sosrokartono pada Upaya pencegahan korupsi di Indonesia, berikut merupakan beberapa saran yang dapat diberikan:

  • Pemerintah perlu melakukan sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya nilai-nilai moral dalam kepemimpinan.
  • Sosialisasi dan edukasi ini dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti: media massa, media sosial, dan pendidikan. Tujuannya yaitu untuk menanamkan nilai-nilai moral, seperti: kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. kepada masyarakat. termasuk para pemimpin.
  • Pemerintah perlu menerapkan system meritokrasi dalam seleksi pejabat.
  • Sistem meritokrasi akan membantu untuk memilih pemimpin yang memiliki nilai-nilai moral yang kuat dan mampu menerapkan gaya kepemimpinan Catur Murti.
  • Pemimpin perlu membuka akses informasi kepada masyarakat.
  • Keterbukaan informasi akan membantu masyarakat untuk mengawasi kinerja pemerintah dan mencegah terjadinya korupsi.
  • Pemerintah perlu menerapkan sistem pengawasan yang ketat.
  • Sistem pengawasan yang ketat akan membuat pelaku korupsi akan berpikir ulang sebelum melakukan tindakan korupsi.
  • Pemerintah perlu menegakkan hukum secara tegas terhadap  pelaku korupsi.
  • Hukuman yang setimpal dan pantas diterima bagu pelaku korupsi akan memberikan efek jera bagi pelaku korupsi lainnya.

Selain itu, perlu juga dilakukan Upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran Masyarakat tentang bahaya korupsi dan pentingnya peran Masyarakat dalam Upaya pencegahan korupsi. Masyarakat perlu didorong untuk berpartisipasi aktif dalam mengawasi kinerja pemerintah dan melaporkan dugaan korupsi kepada apparat penegak hukum.

 

DAFTAR PUSTAKA

Buku "Catur Murti: Pegangan Hidup Raden Mas Panji Sosrokartono" oleh Bakhrudin All Habsy

Roesno, Karena PanggilaN Ibu Sedjati. Riwayat Hidup dari Drs. RMP Sosrokartono, (Jakarta: Panitia Buku Peringatan RMP. Sosrokartono, 1945, hlm. 18

Fuady, Tafrichul. "Konsep Manusia Paripurna Perspektif R. M. P. Sosrokartono." UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 32--33 (2021).

Habsy, Bakhrudin All. "Kajian Filosofis Ditengah Pandemi Covid-19 Berdasarkan ParadigmaKonseling Catur Murti." Nusantara of Research: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri 7, no. 1 (2020): 19--29.

Mulyono. "NILAI-NILAI PEMBENTUK KARAKTER DALAM FILSAFAT SOSROKARTONO." Sabda 11, no. 2 (2016): 7--15.

https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/efektor/article/view/14383 Konseling Catur Murti Telusur Yang Tersurat Dan Tersirat Ajaran Adiluhur Raden Mas Panji Sosrokartono. Malang: Media Nusa Creative, 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun