Mohon tunggu...
Indah Sri Wahyunitasari
Indah Sri Wahyunitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Nama: Indah Sri Wahyunitasari NIM: 43222010105 Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen Pengampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2_Kajian Epistemologis Terhadap Paradigma Kepemimpinan Catur Murti RM Sosrokartono

12 November 2023   04:42 Diperbarui: 12 November 2023   10:26 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosrokartono adalah figur penting dalam gerakan Indonesia. Beliau memenuhi kriteria sebagai tokoh dengan persyaratan antara lain: (1) berhasil di bidangnya, (2) mempunyai karya-karya monumental, (3) mempunyai pengaruh di masyarakat, (4) ketokohannya diakui secara mutawatir (pantas menjadi tokoh dan ditokohkan).

Dengan latar belakang ini, Catur Murti Raden Mas Panji Sosrokartono menawarkan konsep kepemimpinan yang berpusat pada penggunaan teknologi, penerapan prinsip integritas, dan perubahan budaya organisasi untuk mencegah korupsi. Dalam proses membangun sistem pemerintahan yang bersih dan berkeadilan, gagasan ini menjadi relevan. Akibatnya, diharapkan bahwa diskusi tentang gaya kepemimpinan Catur Murti Raden Mas Panji Sosrokartono akan memberikan wawasan dan inspirasi bagi para pemimpin dan pembuat kebijakan dalam upaya mencegah korupsi di Indonesia.

KORUPSI DI INDONESIA

Negara Indonesia saat ini menghadapi banyak krisis, salah satunya adalah demoralisasi yang disebabkan oleh peningkatan tingkat korupsi yang dilakukan oleh para penyelenggara negara dari berbagai bidang kekuasaan, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Banyak kejadian kekerasan, intoleran, dan ketidakjujuran terjadi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari juga. Ada sejumlah faktor yang memengaruhi frekuensi tindakan tidak etis dan korup yang dilakukan oleh pejabat tinggi dan penyelenggara negara, serta warga masyarakat pada umumnya. Penyebab utama adalah kurangnya kepatuhan terhadap hukum, lemahnya sistem pengawasan, dan sikap hidup yang individualistis, materialistis, dan sekularistis. Namun, sumber utama dari peningkatan tingkat korupsi adalah rendahnya moral para pejabat dan penyelenggara negara serta warga masyarakat, yang menyebabkan mereka tidak dapat mengendalikan diri dalam memenuhi kewajiban mereka sebagai warga negara dan pejabat negara. Dalam hal kehidupan bermasyarakat dan bernegara, kegagalan Indonesia untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah sumber segala krisis. Meskipun Pancasila telah ditetapkan sebagai dasar bernegara dan pedoman hidup ketika negara Indonesia didirikan, Bung Karno merancang program nation and character building untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada, untuk perlu ditegaskan kembali. Pemerintah dan masyarakat seharusnya ikut andil terhadap Pendidikan etika dan karakter.

BIOGRAFI SOSROKARTONO

doc.pribadi
doc.pribadi

Sosrokartono, yang diberi nama lengkap Raden Mas Panji Sosrokartono, lahir pada hari Rabu tanggal 10 April 1877. Dia adalah anak ketiga dari delapan bersaudara, dilahirkan dari pasangan bangsawan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan Mas Ajeng Ngasirah. Sudah terlihat bahwa Sosrokarto tertarik pada pendidikan saat dia masih kecil. Ia sangat cerdas dan suka membaca. Selain itu, keluarganya menyadari pentingnya pendidikan, yang pada saat itu terbatas pada bangsa bara dan kaum bangsawan terpilih. Ayah Sosrokartono dijuluki R.N. Adipati Ario Sosroningrat. Dia adalah putra ketiga dari Bupati Demak Pangeran Ario Tjondronegoro IV, yang terkenal karena pandangan progresifnya dan keterbukaannya terhadap budaya kontemporer.Ibu Sosrokartono saat itu adalah M.A. Ngasirah, putri dari pasangan K.H. Modirono dan Ny. Hj. Siti Aminah. Selain menjadi seorang ulama yang memimpin salah satu Pondok Pesantren di wilayah Teluk Awur Jepara, Kiai Modirono juga bekerja sebagai pedagang kopra di Pasar Mayong. Silsilah Sosrokartono menunjukkan bahwa dia memiliki kedua darah bangsawan dan ulama. Berdasarkan sejarah keluarganya, Sosrokartono berasal dari keluarga besar Tjondronegoro, yang pada akhirnya akan sampai pada Prabu Brawijaya, Raja Majapahit. Oleh karena itu, jika diteliti lebih jauh, Sosrokartono masih memiliki hubungan darah dengan raja-raja kerajaan Islam Demak, termasuk Raden Patah, raja pertama Demak. Selain itu, mungkin juga memiliki hubungan dengan Kerajaan Mataram Islam, yang didirikan oleh Panembahan Senopati. Adapun silsilahnya sebagai berikut: Raden Mas Panji Sosrokartono bin Sosroningrat bin Pangeran Ario Tjondronegoro IV bin Adipati Ario Tjondronegoro III bin Adipati Ario Tjondronegoro II bin Tumenggung Tjondronegoro I bin Pangeran Onggowidjojo bin Lanang Dangiran bin Pangeran Kedawung Blambangan bin Menak Loempat Blambangan bin Menak Werdati Lumajang Tengah bin Menak Gandreo bin Menak Simbar bin Limbu Niryoso bin Prabu Brawijaya.

Sosrokartono merupakan kakak kandung dari R.A. Kartini. Sosrokartono masih memiliki hubungan yang baik dengan saudara kandung dan saudara tiri. Hanya saja, kelak dia dewasa, Kartini, saudari kandungnya, mendapat perhatian lebih dari Sosrokartono karena Sosrokartono melihat Kartini sebagai orang yang memiliki pola pikir yang progresif dan suka ilmu pengetahuan. Sosrokartono jelas memiliki ciri khas yang sama dengan Kartini.

Sosrokartono disekolahkan oleh ayahnya ke sekolah rendah Belanda di Jepara yang disebut Europse Lagress School (ELS) ketika dia berusia 8 tahun. Pada awalnya, sekolah ini hanya untuk anak-anak Beland. Namun, anak-anak pribumi juga masuk ke sekolah ini, terutama anak-anak dari kalangan bangsawan, terutama pejabat pemerintah. Oleh karena itu, tidak semua anak asli memiliki kesempatan untuk mengikuti sekolah ini. Bahasa Belanda adalah bahasa pengantar di sekolah ini.

Setelah lulus dari ELS di Jepara, Sosrokartono pergi ke Hogere Burger School (HBS) di Semarang, yang merupakan sekolah khusus orang Belanda. Di Semarang, Sosrokartono mondok pada keluarga Belanda. Meskipun tinggal di lingkungan yang dihuni oleh orang Belanda, Sosrokartono tetap mempertahankan jati dirinya dan menghindari terpengaruh oleh budaya Belanda. Ia masih sangat selektif dalam menanggapi budaya Belanda atau Barat. Ini juga terkait dengan aturan pergaulan, ia tidak ingin mengikuti gaya hidup bebas siswa Belanda. Sekolah HBS setingkat SMA jika dibandingkan dengan sekolah modern.

Sosrokartono mempelajari semua bidang ilmu. Ia terus mempelajari ilmu apa pun yang dia anggap bermanfaat dan memberikan pengembangan intelektual. Selain itu, ia menerjemahkan karya ilmiah dalam kedua bahasa Inggris dan asing. Sosrokartono tidak hanya menyukai membaca buku berbahasa asing, tetapi juga mempelajari buku-buku berbahasa Jawa. Banyak dari buku-buku tersebut adalah karya sastra Jawa kelas berat, seperti Serat Wulang Reh dan Centhini. Selain itu, ia belajar kitab-kitab Jawa lainnya yang berbicara tentang agama dan sastra, seperti buku-buku tentang wayang.

Tjondronegoro IV, kakeknya Sosrokartono, mengusulkan agar Sosrokartono agar melanjutkan pendidikannya di Belanda. Saat Sosrokartono berusia 20 tahun, Sosrokartono melanjutkan pendidikannya di Belanda. Bersekolah di luar negeri adalah sesuatu yang sangat luar biasa pada saat itu. Ia masuk ke jurusan Teknik Sipil di Polythecnische School di Delft di Belanda atas saran Ir. Heyning, kepala Jawatan Irigasi Kabupaten Demak. Sayangnya, Sosrokartono hanya bertahan 2 tahun karena merasa tidak cocok dengan jurusan tersebut. Sosrokartono lebih tertarik pada filsafat dan literatur Timur. Oleh karena itu, setelah lulus dari jurusan Teknik di Delft, ia melanjutkan studinya di fakultas Sastra Timur Universitas Leiden. Sosrokartono merupakan mahasiswa satu-satunya yang berasal dari Jawa. Ia juga memiliki semangat belajar yang luar biasa.

Saat perawalan di Leiden, Sosrokartono langsung menjadi siswa yang cemerlang sejak awal di Leiden. Ia menunjukkan kemampuan luar biasanya dalam menangani masalah kesusastraan dan kebahasaan. karena kecerdasannya, dia cepat menguasai berbagai bahasa asing dan lulus sebagai sarjana muda dan lulus cepat pada tahun 1901. Selain itu, Sosrokatono semakin terkenal sebagai seorang intelektual terkemuka di Eropa. Mampu menguasai berbagai bahasa juga merupakan kelebihan Sosrokartono. Polyglot adalah orang yang bisa berbicara banyak bahasa. Sosrokartono menguasai 26 bahasa asing dan 10 bahasa Nusantara, menurut sumber lain. Sumber lain juga menyatakan bahwa Sosrokartono menguasai 26 bahasa asing, termasuk 9 bahasa asing di Timur dan 17 bahasa asing di Barat. Selain itu, ada sumber lain yang menyatakan bahwa Sosrokartono menguasai 26 bahasa asing dan 10 bahasa Nusantara. Sosrokartono belajar sebagian besar bahasanya sendiri. Misalnya, Sosrokartono telah mempelajari bahasa Perancis sendiri di HBS Semarang. Namun, di sekolah tersebut tidak mempelajari bahasa Perancis karena bahasa Belanda yang paling banyak dipelajari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun