Belum sempat membalas ucapan Asep, ketiga temannya itu langsung dilahap habis oleh Greweno. Kejadiannya begitu cepat. Mungkin sepadan dengan kecepatan cahaya. Meski di lubuk hati paling dalam ia merasa bersalah, tetapi Asep tak bisa berbuat apa-apa.
Kemiskinan sudah melahap iman, kewarasan dan jiwanya.
Asep pulang dengan membawa kris dibalut kain merah pemberian Greweno. Esok hari, ia akan tanam di depan warung mie ayam miliknya. Laris manis, tanjung kimpul, dagangan laris uang kumpul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!